Tidak mengherankan jika anak-anak kita yang baru menginjak baligh atau bahkan belum baligh sudah mengidap kerusakan moral dengan seks dan pergaulan bebas.
Tidak mengherankan jika pejabat-pejabat di negeri ini dengan titel haji bahkan umroh haji berkali-kali namun mereka paling depan korupsi dan affair di sana sini.
Semua hal di atas sudah menjadi biasa karena para orang tua kita bahkan sudah terpeleset dalam berinteraksi dan lebih banyak berdiri di tepi jurang sehingga tidak jarang akhirnya terpeleset.
Inilah negeri dengan jumlah muslim terbanyak namun serasa buih di lautan.
Simaklah para petugas Tenaga Kerja Haji Indonesia (TKHI) asal Kalimantan angkatan tahun 2013, saat penutupan acara mereka benyanyi dan berjoget ria (lihat gambar) bahkan seorang akhwat khusyu menyayikan lagu ‘Kemesraan’. Dalam pelatihan pun tidak ada batas antara wanita dan laki-laki dimana mereka berpegangan tangan tanpa sungkan. Sulit membedakan apakah ini petugas TKHI atau petugas travel atau pemandu wisata.
Sungguh ironi Petugas Haji namun tidak diajarkan bagaimana seharusnya menjadi tauladan dalam bergaul atau berakhlak Islami terhadap calon jamaah haji yang dipandunya.
Akhirnya perjalan haji hanya sebatas mengucap kata-kata dzikir di lidah, atau hanya karena ingin jalan-jalan namun akhirnya ketika pulang mereka yang bertitel haji tidak semakin membaik akhlak Islami nya dalam bergaul. Tak heran anak-anak kita, pemuda-pemuda kita yang melihat para haji hajah ini pun tidak menemukan teladan.
Semoga ke depan dilakukan perbaikan terhadap TKHI dan calon jamaah haji itu sendiri agar menjadi lebih baik dan berinteraksi sebagaimana ajaran Islam itu sendiri. Semoga Allah mengampuni kita semua.
Abu Fatah
085255504044