Iran mendesak Dewan Keamanan PBB untuk mengakhiri agresi Israel terhadap rakyat Palestina dan mengkritisi aktivitas nuklir negara Yahudi itu.
Wakil Iran di DK PBB Mansour Sadeqi dalam pidatonya dalam pertemuan seluruh anggota DK PBB yang membahas situasi Timur Tengah, Rabu (29/8) juga mendesak agar DK PBB mengakui pemerintahan Hamas yang sudah terpilih secara demokratik.
Sadeqi mengecam kekejaman Israel yang merebut dan menguasai rumah-rumah dan tanah-tanah milik warga Palestina, mengecam pembangunan tembok pemisah yang dibangun Israel, pembangunan pemukiman-pemukiman ilegal serta penangkapan dan penahanan terhadap rakyat Palestina.
Sejumlah komentator di PBB menyebut pembunuhan yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina di tanah-tanah pendudukan sebagai "pembersihan etnis." Sadeqi mengutuk tindakan itu dan menyesalkan sikap Dewan Keamanan yang cenderung diam melihat kekejaman Israel.
"Sangat disesalkan Dewan Keamanan PBB cuma diam melihat tindakan Israel dan melindungi Israel dari tanggung jawab, karena AS berada di belakang rejim Zionis itu, " tukasnya.
Sadeqi juga meminta DK PBB mempermasalahkan program nuklir rahasia Israel. Ia kembali merujuk pernyataan PM Israel Ehud Olmert dalamw awancara dengan televisi Jerma yang mengakui bahwa Israel memilikis senjata-senjata nuklir.
Sadeqi menilai senjata-senjata nuklir Israel itu adalah ancaman bagi perdamaian dan keamanan global.
Menurut Sadeqi, perdamaian yang ingin dilakukan Israel dengan Palestina hanya bertujuan untuk memecah belah rakyat Palestina dan negara-negara di Timur Tengah, guna mencapai kebijakan ekspansionisnya.
Di sisi lain, Sadeqi juga meminta agar faksi-faksi yang ada di Palestina melupakan perbedaan-perbedaan di antara mereka dan bersatu untuk mendapatkan hak-hak mereka. (ln/presstv)