eramuslim.com – Lebih dari 4.000 anak Palestina tewas, setelah nyaris satu bulan pasukan Israel melakukan agresi dan menggempur wilayah di Jalur Gaza.
Menurut data Kementerian Kesehatan Palestina, ada 4.008 anak yang tewas, sementara total keseluruhan korban perang ini telah mencapai 9.770 jiwa.
Pada Minggu (5/11) sore kemarin, serangan udara Israel menghantam beberapa rumah di dekat sebuah sekolah di kamp pengungsi Bureji di Gaza tengah. Serangan ini menewaskan 13 warga sipil.
Ini adalah kamp pengungsi ketiga yang terkena serangan udara Israel, hanya dalam 24 jam terakhir. Lebih dari 50 warga Palestina tewas dalam serangan di kamp pengungsi Jabalia dan al-Maghazi di Gaza.
Seorang warga di kamp al-Maghzi, Arafat Abu Mashaia. menyebut serangan itu meratakan beberapa rumah bertingkat yang selama ini menjadi tempat berlindung bagi warga sipil.
“Ini benar-benar pembantaian,” kata Mashaia, dikutip Al Jazeera.
“Semua yang ada di sini adalah orang-orang yang damai. Saya menantang siapa pun yang mengatakan ada [milisi] perlawanan di sini,” ujarnya.
Kamp al-Maghzi adalah kawasan yang dibangun di zona evakuasi, di mana militer Israel mendesak warga sipil Palestina untuk mencari perlindungan di tengah serangan militer ke wilayah utara.
Warga lainnya di kamp pengungsi yang sama, Saeed al-Nejma, mengaku sedang tidur kala bom Israel meledakkan lingkungan tersebut.
“Sepanjang malam saya dan teman-teman lainnya berusaha mengambil korban dari puing-puing bangunan. Kami punya anak, tercabik-cabik dagingnya,” kata dia.
Akhir pekan kemarin, pesawat-pesawat Israel disebut kembali menjatuhkan selebaran yang berisi desakan kepada warga sipil di Gaza untuk mengungsi ke Selatan dalam waktu hanay empat jam.
Salah satu pria warga sipil Palestina di utara mengaku harus berjalan sejauh 500 meter dengan tangan terangkat, saat melewati pasukan Israel.
“Anak-anak pertama kali melihat tank. Tolong, kasihanilah kami,” kata warga itu.
Laporan jurnalis Al Jazeera di Khan Younis pun menyebut ada “serangan sistematis” terhadap kamp pengungsi Gaza oleh pasukan Israel.
“Serangan udara yang berulang-ulang terhadap kamp-kamp pengungsi di Gaza tengah dan selatan adalah alasan mengapa masyarakat tidak menganggap serius pengumuman Israel yang menjamin koridor aman untuk melakukan perjalanan ke selatan,” demikian laporan Al Jazeera.
(Sumber: Cnnindonesia)