Eramuslim – Perang konstitusi dan legalitas menjadi salah satu bentuk perang yang sangat serius dihadapi entitas pendudukan Zionis Israel. Oleh karena itu Zionis Israel berusaha mengukuhkan legalitas dengan menetapkan wilayah Palestina sebagai Negara Yahudi melalui Knesset.
Lalu kenapa timbul kekhawatiran yang mendalam setiap peringatan 15 Mei bangsa Palestina?
Setiap tahunnya bangsa Palestina selalu memperingati Nakba Day (bencana dan prahara pengusiran dan pembantaian oleh mafia Zionis Israel di tahun 1948) baik di Tepi Barat, Jalur Gaza, dan wilayah diaspora yang menjadi tempat suaka dan mengungsi bangsa Palestina.
Di tanggal ini rakyat Palestina mengenang bagaimana seluruh kekayaan dan harta benda tanah air mereka dirampas penjajah zionis, setelah itu mereka diusir dari tempat kelahiran mereka.
Nakba Day Palestina adalah fakta tanpa polemik dan tak terbantahkan. Peringatan mengenang fakta sesungguhnya yang akan menyakitkan negara penjajah Zionis Israel. Sebab peringatan ini ikut andil dalam mencabut legalitas dan konstitusi entitas penduduk di mata hukum, kemanusiaan, dan politik. Sebab tak ada satu orang pun yang obyektif di dunia ini mau menerima kenyataan ini terhadap bangsa dan rakyat Palestina.
Karena itu setiap tahunnya Zionis Israel selalu menolak peringatan Nakba Day Palestina. Baik dengan melarang ataupun membubarkaa paksa peringatan ini. Entitas Zionis Israel menuding mereka yang memperingatinya sebagai pihak yang melakukan tindakan permusuhan dan anti terhadap negara Israel dalam permainan opini dunia. Mereka juga dituding menebar budaya anti-Semith sebagai entitas pencaplok wilayah yang tidak memiliki sandaran hukum dalam sejarah.
Entitas zionis diklaim diadakan paksa di wilayah Palestina dengan kekuatan senjata dan dukungan Amerika dan barat karena kelemahan Arab. Karena itu, partai Lieberman mengajukan rancangan undang-undang di parlemen Knesset memberikan sanksi kepada setiap lembaga akademi yang memperingati Nakba Day di tahun 2017 ini.
Peringatan Nakba Day setiap tahunnya seharusnya mampu mengekspresikan hak eksistensi histori bagi rakyat Palestina, ini dikarenakan ada usaha dan kerja sistematis Israel bersama Barat untuk menghapus hak kembali warga Palestina yang terusir dari tanah air mereka dengan bantuan dan dukungan penuh pemerintah Amerika termasuk pimpinan Trump kali ini.
Israel penjajah tidak mengingkari Nakba dan pengusiran bangsa Palestina tahun 1948. Namun Israel penjajah menolak dan mengingkarinya sebagai pihak yang bertanggung jawab dan dibebabkan kepada negara-negara Arab. Bagi Israel, warga Palestina yang terusir dan mengungsi dari Palestina ke luar wilayahnya sejak saat itu karena mereka keluar dengan kehendak sendiri dan berdasarkan arahan pihak Arab ketika menggunakan jalan pertempuran militer tahun itu.
Matahari tak bisa tertutup oleh ayak penyaring. Fakta sejarah tidak mungkin bisa dihapus dengan statemen satu orang pimpinan ini atau itu. Pasukan mafia “Militer Pembela” Zionis mengusir warga Palestina dari rumah tinggal dan negeri mereka setelah melakukan sejumlah pembantaian terhadap warga sipil Palestina. Tujuan pembantaian sebagai intimidasi warga Palestina yang tersisa agar mereka meninggalkan rumah mereka dan tanah air mereka bersama seluruh kekayaannya.
Peringatan Nakba Day harus terus berlanjut dimanapun warga Palestina berada. Sebab peringatan ini mengingatkan tentang musuh bebuyutan Palestina yakni entitas Zionis Israel penjajah dengan segala kejahatannya.
Nakba Day menyatakan kepada dunia bahwa warga Palestina yang sudah tua akan mati atau sudah mati, namun ingatan dan memori anak-anak mereka masih tetap hidup, meski di level budaya sampai Allah mengizinkan kepada bangsa Palestina untuk merdeka dari penjajah dan kembali ke tanah air mereka. Kapan itu? Al-Quran menjawab, “Itu sangat dekat”. (Dr. Yusuf Rizqah/Ram)