Sejak Israel dan Mesir menerapkan blokade di jalur Gaza pada tahun 2007 yang lalu, terowongan-terowongan bawah tanah sebagai sarana untuk penyelundupan menjadi satu-satunya alat yang dapat diandalkan untuk memasukkan barang-barang ke Gaza.
Terowongan ini awalnya dibangun untuk menyelundupkan senjata ke jalur Gaza, namun sekarang telah menjadi sumber kehidupan bagi rakyat Gaza untuk mendapatkan barang-barang komersial yang dilarang oleh pihak Israel untuk masuk. Terowongan-terowongan yang dibuat dapat menjadi sarana bagi rakyat Gaza mendapatkan kebutuhan mereka sehari-hari seperti makanan, pakaian, bahan bakar, obat-obatan dan ratusan barang langka lainnya yang kesemuanya dilarang masuk oleh Israel.
Diyakini terdapat lebih dari 200 aliran terowongan dibawah koridor Philadelphi (perbatasan Gaza-Mesir). Dibangun oleh kontraktor swasta, terowongan ini sering juga menjadi tempat tinggal bagi penduduk Gaza, dan menghubungkan sebelah sisi wilayah Mesir dari kota Rafah dengan sebelah sisi wilayah Gaza.
Penggalian terowongan merupakan profesi yang sangat berbahaya dan para penggali dibayar hingga 100 dollar permeternya. Terowongan tersebut berada di kedalam 20 sampai 30 meter dan panjangnya mencapai 1500 meter. Total biaya pembangunan terowongan berkisar antara 90.000 dollar sampai 120.000 dollar. Industri penggalian terowongan ini cukup menguntungkan, pemilik usaha ini bisa membuat terowongan hanya dalam waktu dua bulan saja.
Hanya sedikit informasi yang bisa di dapat dari proses pembuatan terowongan, namun ditaksir industri penggalian terowongan ini memperkerjakan hampir 4000 warga Palestina, kebanyakan dari wilayah Gaza dan sejumlah anak-anak juga ikut bekerja dalam industri ini. Bahaya selalu mengintai dalam pengerjaan terowongan ini dan puluhan warga Gaza dan Mesir tewas setiap tahunnya dalam kecelakaan yang terjadi sewaktu menggali terowongan.
Industri terowongan bawah tanah diatur oleh sebuah departemen dalam pemerintahan de facto Hamas di Gaza. Pemerintah bahkan telah menerapkan pungutan biaya atas beberapa item yang diimpor yang melewati terowongan.
Militer Israel dan Mesir berulang kali melakukan penahanan terkait pembuatan terowongan terhadap orang-orang yang terlibat di dalamnya. Militer Israel bahkan sering melakukan penghancuran terhadap rumah-rumah yang dicurigai sebagai tempat asal terowongan.
Selama perang akhir tahun 2008 sampai awal tahun 2009, militer Israel melakukan serangan terhadap terowongan-terowongan bawah tanah, meninggalkan banyak kerusakan di area perbatasan Rafah. Pihak keamanan Mesir juga menggunakan bahan peledak untuk menghancurkan terowongan.
Terowongan-terowongan bawah tanah ini awalnya berasal dari Hamas dan organisasi-organisasi perjuangan Palestina lainnya yang digunakan sebagai tempat penyaluran senjata dari luar Gaza. Sampai saat ini terowongan masih tetap digunakan sebagai sarana menyalurkan senjata bagi para pejuang Palestina di Gaza, namun sudah semakin berkembang ke dalam sebuah industri yang menguntungkan, untuk memasok barang-barang yang diperlukan bagi warga Gaza.(fq/mna)