Ikhwanul Muslimin Mesir mengajak seluruh umat Islam di dunia dan warga dunia yang mencintai perdamaian untuk memperingati "Hari Kemarahan" pada tanggal 15 Mei, hari Jumat pekan depan.
Dalam peringatan "Hari Kemarahan" itu, Ikhwanul Muslimin mengajak seluruh dunia Arab dan Islam serta masyarakat internasional yang menolak penjajahan untuk melakukan perlawanan terhadap ekspansi dan agresi yang dilakukan kelompok Zionis di Palestina, termasuk negara-negara yang memberikan dukungan pada Zionis.
Seruan itu disampaikan Ikhwanul Muslimin di sela-sela pelaksanaan konferensi bertema "Bahaya Yudaisasi di Al Quds (Yerusalem) dan Masjid Al-Aqsa". Konferensi ini dihadiri para perwakilan dari sejumlah kekuatan politik dan nasional di Mesir.
Konferensi itu menegaskan kembali bahwa Al Quds dan Masjid Al-Aqsa bukan hanya tanggung jawab Palestina tapi juga tanggung jawab seluruh dunia Arab dan Muslim di dunia. Para kepala pemerintahan negara-negara Arab utamanya, diminta memainkan peran yang lebih besar untuk menghentikan perusakan yang dilakukan rezim Zionis Israel di Al Quds dan Masjid Al-Aqsa.
Forum itu juga mengingatkan dunia internasional dan organisasi-organisasi kemasyarakatan untuk mewaspadai rencana kaum Zionis yang ingin mengobarkan perang dunia, seperti perang-perang dunia yang sebelumnya terjadi. Untuk itu, forum menyerukan dunia internasional agar memutus atau membatasi hubungan diplomatik, politik dan perekonomiannya dengan rezim Zionis, mengaktifkan boikot terhadap Zionis Israel, membatalkan rencana perdamaian antara Arab dan Zionis dan mencabut normalisasi hubungan dengan Israel.
Ketua Ikhwanul Muslimin, Mohamed Akef menegaskan bahwa yudaisasi yang dilakukan Israel di Al Quds dan penghancuran Masjid Al-Aqsa adalah sebuah tindakan kejahatan yang barbar. Ia meminta seluruh kekuatan politik dan kekuatan massa di dunia Arab dan Muslim bersatu di bawah satu panji, untuk mempertahankan Al Quds dan Al-Aqsa dengan cara memberi dukungan pada para pejuang Palestina yang melakukan perlawanan terhadap kejahatan Israel.
Wakil Ketua Ikhawanul Muslimin, Mohammad Habib menambahkan, kaum Zionis tidak akan bisa melakukan ekspansi atau penetrasi ke dalam budaya Arab-Islam seperti yang sekarang dilakukan. jika seluruh negara-negara Arab tegas menolak kerjasama dengan rezim Zionis.
Cendekiawan Muslim Dr. Rafik Habib mengkritik sikap diam negara-negara Arab terhadap yudaisasi yang dilakukan Israel di Yerusalem dan penghancuran Masjid Al-Aqsa. Menurut Habib, yudaisasi di Yerusalem dan kerusakan Masjid Al-Aqsa saat ini sudah sampai pada tahap yang sangat serius dan harus direspon dengan segera dengan sikap yang tegas dan persatuan kaum Muslimin. (ln/iw)