Prajurit Israel Gilad Shalit yang selama hampir 3 tahun ini ditawan pejuang Hamas kabarnya akan dibebaskan pada Hari Raya Idul Adha, Jumat (27/11). Pembasan itu sebagai bagian kesepakatan "pertukaran pembebasan tawanan" antara Palestina dan Israel lewat mediasi Mesir.
Ketua organisasi Friends of the Palestinian Detainee Society, Munir Mansur mengungkapkan, kesepakatan itu tercapai setelah Mesir berhasil menyelesaikan sejumlah persoalan yang selama ini menjadi ganjalan bagi pembebasan Shalit dan pembebasan para tahanan Palestina yang berada di penjara-penjara Israel.
Dalam kesepakatan itu, Israel setuju untuk membebaskan 22 warga Arab atas dasar "kemanusiaan" yang berada di penjara-penjara Israel di Dataran Tinggi Golan dan Yerusalem. Khusus untuk para tahanan Palestina di Yerusalem dan tahanan dari kalangan warga Arab Israel, kata Mansur, akan dibebaskan secara bertahap dengan jaminan Mesir dan Jerman, yang belakangan ikut memediasi upaya pembebasan Gilad Shalit.
Informasi seputar kepastian pembebasan Shalit mencuat setelah pertemuan antara Presiden Mesir Husni Mubarak dan Presiden Israel, Shimon Peres, Minggu (22/11) di Kairo. Dalam pertemuan tersebut, Mubarak menyatakan bahwa ia secara pribadi yang akan menjamin keselamatan Shalit selama berada di Mesir sampai Israel memenuhi kesepakatan yang pertukaran tahanan Palestina yang telah disetujui.
Sementara, Kepala Staff Angkatan Bersenjata Israel, Gabi Ashkenazi menegaskan bahwa Israel tetap berkomitmen untuk membebaskan Shalit, yang ditawan para pejuang Hamas sejak tahun 2006.
Bulan September lalu, Israel kembali melakukan negosiasi pembebasan Shalit dengan Palestina. Israel berjanji akan membebaskan lebih dari 7.000 warga Palestina yang berada di penjara-penjara Israel sebagai kompensasi pembebasan prajuritnya itu. Tapi Israel menolak syarat yang diajukan Hamas untuk membebaskan orang-orang yang terdapat dalam daftar yang dibuat Hamas. Israel menyatakan hanya akan membebaskan tahanan yang dianggap tidak membahayakan keamanan dalam negerinya.
Meski berita pembebasan Shalit pada Idul Adha nanti santer terdengar, ayah Shalit, Noam Shalit mengaku belum menerima pemberitahuan resmi dari pemerintahnya. Noam sendiri menyatakan masih meragukan kebenaran berita itu. Tapi hari ini, Noam dikabarkan akan bertemu dengan Hagai Hadas, juru runding yang ditunjuk oleh kantor perdana menteri Israel untuk membebaskan Shalit. (ln/hrz/imemc)