Eramuslim – Komite Internasional Palang Merah atau ICRC (International Committee Of The Red Cross) mendesak seluruh pihak dan otoritas terkait untuk mencari solusi terbaik yang bisa mengakhiri aksi mogok makan tahanan Palestina di dalam penjara-penjara Zionis Israel yang telah memasuki hari ke 39.
Desakan ini dikeluarkan ICRC pada hari Kamis (25/05) kemarin setelah pihaknya mengunjungi para tahanan yang telah melakukan mogok makan sejak 17 April lalu, dan khawatir dengan jatuhnya korban jiwa serta kondisi kesehatan para tahanan yang tidak bisa dipulihkan kembali setelah menjalani aksi.
“Para dokter ICRC telah mengunjungi para tawanan yang melakukan aksi mogok makan dan memantau kondisi mereka secara intensif. Setelah 6 pekan aksi mogok makan yang dilakukan, kami merasa khawatir terhadap dampak kesehatan yang mungkin tidak bisa dipulihkan kembali dari sisi medis. Sekarang ini kita memasuki tahap yang berbahaya,” ujar Kepala Departemen Kesehatan ICRC di “Israel” dan Wilayah-wilayah Pendudukan Israel, Gabriel Salazar.
Gabriel Salazar melanjutkan, “Sebagai mediator kemanusiaan yang netral, ICRC tidak mendukung atau menentang aksi mogok makan. Hanya saja ICRC bekerja untuk menjamin martabat para tawanan yang mogok makan dan keselamatan fisik mereka di kapan saja. Berangkat dari spirit ini, para pegawai dan dokter ICRC mengunjungi para tawanan yang mogok makan. ICRC juga mengintensifkan dialog secara tidak terbuka dengan otoritas Zionis Israel.”
“Berdasarkan interaksi langsung kami dengan keluarga para tawanan yang mogok makan, ICRC melihat sendiri kekhawatiran keluarga para tawanan yang kini melakukan aksi mogok makan, dimana kondisi mereka semakin memburuk di tengah-tengah tidak adanya kunjungan keluarga,” ujar Gabriel Salazar menekankan. (Pip/Ram)