Perbincangan damai antara Israel dan Otoritas Palestina terus terjadi dalam situasi tarik-ulur. Sebuah laporan Asharq Alawsat, sebuah media Saudi, mengatakan AS dan Israel telah diam-diam mengeksplorasi kemungkinan pilihan sewa lahan untuk sebagian wilayah di Palestina, khususnya di Tepi Barat.
Proposal itu, dibuat di bawah perjanjian damai, Israel akan menyewa sebagian tanah (termasuk "tanah di Yerusalem timur yang diduduki dan Lembah Jordan") dari Otoritas Palestina untuk jangka waktu antara 40 dan 99 tahun.
Hal ini mengingatkan pada situasi setelah Perang Opium di abad ke-19 ketika Inggris menyewa wilayah Hong Kong dari China untuk masa 99 tahun sebelum menyerahkan kembali seluruh wilayah di Cina tahun 1997.
Menurut surat kabar milik Saudi itu, sewa lahan juga dibahas dalam pembicaraan Taba antara Israel dan Palestina pada tahun 2001, meskipun periodenya jauh lebih pendek; hanya enam sampai sembilan tahun.
Sebuah catatan tentang pembicaraan tersebut, yang ditulis tak lama kemudian oleh utusan Uni Eropa, Miguel Moratinos, menyebutkan:
"Pihak Israel meminta tambahan dua persen dari lahan [di Tepi Barat] di bawah perjanjian sewa dimana rakyat Palestina menjawab bahwa subjek sewa hanya bisa dibahas setelah pembentukan negara Palestina dan pengalihan tanah untuk kedaulatan Palestina." (sa/albab)