Perdana Menteri Palestina Ismail Haniyah mengatakan Hamas tidak akan mengakui Israel pada saat gerakan perlawanan Islam itu menandai peringatan ke-23 berdirinya.
Haniyah membuat pernyataan tersebut di depan puluhan ribu warga Palestina yang berkumpul di Jalur Gaza untuk merayakan peringatan ulang tahun ke-23 berdirinya Hamas pada hari Selasa kemarin (14/12).
Ribuan orang berkumpul dalam peringatan ulang tahun Hamas di Gaza City Kateeba Square.
"Kami mendukung masyarakat kami dan Hamas tidak akan mundur dari wilayah Palestina," kata pejabat Hamas. "Kami tidak akan pernah mengakui Israel."
"Kami punya sekutu di dalam dan luar wilayah Palestina, tetapi gerakan Hamas independen dalam pengambilan keputusan," tambahnya.
Haniyah mengatakan Gaza tidak terintimidasi oleh ancaman Israel baru-baru ini yang memicu perang di kawasan itu. "Kami hanya takut kepada Allah saja, tetapi kami mengambil ini sebagai ancaman serius."
Perdana menteri Palestina ini juga memberi hormat kepada Syaikh Raid Shalah setelah dibebaskan dari penjara Israel setelah lima dalam penahanan Israel dan memberi hormat terhadap anggota parlemen Muhammed Abu Tir yang telah dibebasakan namun kemudian di usit ke Tepi Barat dari Yerusalem.
"Bulan Desember memberikan tanda tiga kali. Pada tanggal 8 Desember 1987 awal lemparan batu intifada pertama terjadi. Pada tanggal 14 Desember adalah pernyataan pertama. Pada 7 Desember 1992 adalah pengasingan untuk Maraj al Zuhur Hamas dan pemimpin gerakan Islam, dan pada 27 Desember 2008, adalah perang Furqan. Ada juga gerakan dari fraksi-fraksi lain sebelum tiga dekade ini. "
Haniyah juga menyebut perundingan langsung AS yang disponsori antara Israel dan Otoritas Palestina, mengatakan bahwa negosiasi imajiner Washington tidak akan mampu menempatkan tekanan pada Tel Aviv untuk memperpanjang penyelesaian parsial pembekuan pemukiman, yang berakhir September.
Haniyah mencatat adanya penurunan yang signifikan dalam pendudukan Israel dan perluasan terhadap tanah Palestina. "Beberapa orang percaya pendudukan akan tumbuh dengan berjalannya waktu, tapi hari ini faktanya pendudukan semakin menurun. Hal ini meninggalkan Gaza dengan perlawanan dan keteguhan, dan sebagian meninggalkan Tepi Barat dengan perlawanan dan ketabahan, dan kembali ke sana karena politik yang tidak masuk akal. "
Hamas menyatakan bahwa gerakan mereka merupakan awal langkah dalam jalur mengoreksi deviasi dari penyimpangan PLO yang mengakui Israel.
"Hamas harus mengatakan dan mengoreksi penyimpangan ini dan Hamas akan tetap setia kepada hak-hak rakyat Palestina."
"Hamas tidak jatuh, tidak gagal, dan tidak menarik diri dari konfrontasi politik, dan hari ini ada kemajuan dengan penuh keyakinan terhadap mempromosikan ketabahan, kekuatan, dan kesatuan."
Jika pemilihan umum berlangsung, mereka akan pergi mendukung Hamas di Tepi Barat maupun di Gaza dengan margin lebih besar dari pemilu terakhir, Haniyah melanjutkan dengan mengatakan kagum dengan banyaknya massa yang menghadiri peringatan ulang tahun Hamas.
Anggota dari beberapa faksi politik dan perlawanan di Gaza, termasuk Gerakan Jihad Islam, juga berpartisipasi dalam perayaan ulang tahun Hamas.
Ribuan warga Palestina juga memperingati pemimpin spiritual dan pendiri Hamas, Syaikh Ahmad Yassin, yang syahid dibunuh oleh Israel pada tahun 2004.
Hamas didirikan pada tahun 1987 dengan tujuan untuk membebaskan wilayah Palestina dari pendudukan Israel.(fq/prtv/pic)