Perdana Menteri Palestina, Ismail Haniyah menegaskan bahwa Hamas akan mulai mengembangkan strategi Palestina-Arab-Islam untuk mencapai pembebasan seluruh tanah Palestina.
Haniyah mengatakan dalam pidatonya pada perayaan berdirinya Hamas yang ke 25 di Gaza pada hari Sabtu,”setelah pertempuran lalu adalah merupakan sejarah baru, kita akan mulai mengembangkan stratei Palestina-Arab-Islam untuk mencapai pembebasan keseluruhan tanah Palestina, setiap tanah Palestina dan kembalinya orang-orang kita, Insya Allah.”
Dia menambahkan,”kemenangan ini adalah awal dari punahnya penjajahan dan akhiri perluasan agresinya, dan musuh tidak akan lagi perluas daerah jajahannya di Palestina atau Arab yang diduduki, melainkan akan mulai berkurang sedikit demi sedikit , Insya Allah.”
Haniyah mengatakan bahwa kemenangan yang diraih di gaza adalah karena “Ketetapan Allah” dan ihtiar perlawanan yang terus menerus selama perang berlangsung, dan satunya perlawanan serta bersatunya rakyat, dan dukungan Umat seluruhnya, yang ditandai dengan “Arab Spring”, kemudian persiapan dan kesiapan dari setiap faksi perlawanan, sepanjang tahun-tahun selama perang adalah tahun-tahun persiapan dan kesiapan serta kerja ribuan Mujahidin siang malam, baik yang dari “bawah tanah” maupun diatas, dari mereka ada yang kalian kenal dan ada yang tidak kalian kenal….!”
Dia menunjukkan bahwa “puluhan Mujahidin telah menjadi Syuhada’ dalam perjuangan ini dan dilaporkan mereka telah menjadi Syuhada dalam misi Jihad dari orang-orang tidak kalian kenal sekitar 40-50 orang, dan mereka mempersiapkan untuk kemenangan hari ini, mereka mempersiapkan roket yang diluncurkan dari runtuhan bangunan di Gaza dan menjadi teror di Yerussalem serta Tel Aviv.”
Selain itu Haniyah juga menyampaikan penghormatannya pada presiden Mesir, Pemerintah dan masyarakat Mesir karena pendiriannya bersama Gaza dalam mengahadapi Agresi, ia mengatakan,”pada tahun 2008 Kairo adalah tempat diumumkannya perang terhadap Gaza, namun kali ini Kemenangan di umumkan di Kairo”, Ia juga menyampaikan hormatnya pada Tunisia, Qatar, Turki dan semua pihak yang telah “berdiri” bersama rakyat Palestina. (hr)