Eramuslim – Gerakan Perlawanan Palestina “Hamas” menyebut pengakuan Al Quds sebagai Ibukota Zionis Israel oleh Presiden AS Donald Trump sebagai keputusan fatal, bodoh dan pengecut karena telah ‘membuka gerbang neraka’.
“Keputusan Trump terkait Yerusalem tidak akan mengubah fakta bahwa kota itu merupakan tanah Muslim,” ujar juru Bicara Hamas Sami Abu Zuhri seperti dikutip Independent, Kamis (7/12).
Terkait hal tersebut, Hamas meminta, masyarakat Palestina untuk melancarkan gelombang protes pada Jumat (8/12) besok. Hamas menilai, kota tersebut merupakan kawasan suci bagi umat Muslim, Kristiani, dan Yahudi. Karenanya, Amerika telah melewati batas dengan keputusan sepihak tersebut.
“Kaum muda dan kelompok pertahanan Palestina di tepi barat harus merespons dengan segala cara untuk menetang pengakuan AS yang merusak Yerusalem,” seru Sami Abu Zuhri.
Sementara, keputusan Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel mendapatkan tentangan dari belahan dunia. Presiden Prancis Emmanuel Macron mengaku, tidak mendukung keputusan unilateral Donald Trump.
Dia mengatakan, keputusan itu merupakan langkah yang patut disesalkan. Kata dia, Trump telah menentang undang-undang internasional dan semua resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).
Pernyataan serupa juga dilontarkan Perdana Menteri Inggris Theresa May yang tidak setuju dengan keputusan AS. Dia mengatakan, kebijakan itu tidak akan membantu upaya untuk menciptakan perdamaian di wilayah tersebut.