eramuslim.com – Pemimpin Hamas, Khaled Meshaal, kembali menegaskan pada Jumat bahwa gerakan tersebut tidak akan mengakui Israel, dan menegaskan bahwa pembunuhan kepala biro politik kelompok itu, Ismail Haniyeh, “hanya memperkuat rakyat kami.”
Khaled menyampaikan pernyataan tersebut saat upacara pemakaman pengawalnya, Wasim Abu Shaban, di Masjid Imam Muhammad bin Abdul Wahhab, Doha, Qatar.
“Kami tidak akan mengompromikan prinsip-prinsip kami dan tidak akan mengakui Israel. Rakyat kami akan menjaga persatuan nasional kami, melanjutkan jalan jihad, perlawanan, dan merebut kembali hak-hak kami,” kata Meshaal.
“Musuh-musuh kami (Israel) tidak belajar dari pengalaman; mereka telah membunuh para pemimpin kami selama seratus tahun, jadi apa yang terjadi?” tanyanya secara retoris.
“Setiap kali seorang pemimpin bangkit, lainnya muncul; ini hanya membuat rakyat kami lebih kuat.”
Ismail Haniyeh dibunuh pada Rabu di ibu kota Iran, Teheran. Hamas dan Iran menyalahkan Israel atas pembunuhan tersebut, namun Tel Aviv tidak mengkonfirmasi maupun membantah tanggung jawabnya.
Pembunuhan Haniyeh terjadi beberapa jam setelah komandan Hizbullah, Fuad Shukr, dibunuh dalam serangan udara Israel di pinggiran selatan Beirut.
Kekhawatiran atas kemungkinan perang besar-besaran antara Israel dan Hizbullah berkembang di tengah baku tembak di lintas batas antara kedua belah pihak.
Eskalasi tersebut terjadi menyusul serangan mematikan dan terus berlanjut Israel di Jalur Gaza, yang telah menewaskan hampir 39.500 korban sejak Oktober 2023.
(Sumber: Fajar)