Musyer Al-Mashri, sekjen Fraksi Hamas di Parlemen Palestina menegaskan bahwa serangan militer Israel terhadap kamp pengungsi Al-Aen di Nablus (18/9) adalah hasil langsung dari pertemuan yang terus dilakukan antara Mahmud Abbas dan PM Israel Olmert.
Menurut Al-Mashri dalam pernyataannya kepada Quds Pers, serangan atas kamp Ein Bet Ilmeh di Nablus sekali lagi menegaskan sisi lain kesia-siaan dialog atau perundingan yang dilakukan Abbas dengan PM Olmert.
“Musuh Zionis Israel yang tidak mau berhenti menyerang Palestina adalah hasil dari pertemuan maraton yang dilakukan Presiden Abbas dengan PM Olmert. Ini menegaskan bahwa pertemuan itu hanya basa basi, dan pilihan untuk angkat senjata mengusir penjajah adalah alternatif strategis bagi Palestina. Penjajah tidak mengenal komunikasi kecuali dengan bahasa senjata dan teror, ” ujar Al-Mashri.
Menurutnya juga, pertemuan Abbas-Olmert adalah tindak kriminal besar yang tidak akan dimaafkan oleh sejarah. “Yang diminta dari Presiden Abbas adalah hendaknya ia mengutamakan pilihan dan keinginan rakyat Palestina, ketimbang mengutamakan pilihan dan keinginan Olmert. Berlanjutnya pertemuan dengan Israel jelas merupakan tindak kejahatan atas negara Palestina yang takkan diampuni oleh rakyat dan sejarah, ” tandasnya.
Selain mengecam pertemuan Abbas-Olmert, Al-Mashri juga mengkritisi rencana kunjungan Menlu AS Condoleezaa Rice ke Palestina. Ia mengatakan, “Saya tidak yakin bahwa seorang yang memiliki akal pikiran sangat berharap dari kunjungan Menlu AS. Kunjungan itu hanya menambah panjang rangkaian kunjungan sebelumnya di mana AS selalu memenangkan Zionis Israel. ”
Lebih rinci Al-Mashri mengingatkan Abbas dan kabinet Al-Fayadh bentukan Abbas, bahwa AS adalah pihak yang berada di balik 40 veto yang mendukung Israel di DK PBB. (na-str/pic)