Penguasa Hamas di Jalur Gaza pada hari Rabu (28/7) memerintahkan toko-toko pakaian untuk lebih menampilkan kesederhanaan sebagai bagian dari kampanye untuk menjaga "moralitas publik".
Kepolisian Hamas telah memberitahu para pemilik toko yang khusus menjual pakaian dalam wanita untuk menghapus boneka berbusana tipis dan setiap poster pakaian dalam yang provokatif.
"Sama sekali dilarang untuk menempatkan perangkat gambar model berupa fotografi dalam toko dan dilarang untuk menampilkan pakaian yang terbuka di depan toko," kata pernyataan Hamas tersebut.
"Langkah-langkah ini berasal dari keluhan dan tekanan dari masyarakat umum. Mereka (pemilik toko) harus melakukannya dengan menjunjung tinggi tradisi kami," kata juru bicara polisi Ayman Al-Batniji pada hari Rabu.
Peraturan ini itu datang hampir dua minggu setelah Hamas melarang perempuan merokok syisya di tempat umum dan merupakan langkah terakhir yang diambil oleh gerakan Islam Hamas untuk mengambil tindakan keras adanya pergaulan campur baur di wilayah ini.
Meskipun konon katanya Hamas membantah bahwa peraturan-peraturan ketat yang mereka terapkan sebagai bagian dari penerapan secara bertahap syariah Islam, namun kepolisian Hamas telah membatalkan konser hip-hop di wilayah tersebut dan memaksa pengacara wanita di pengadilan dan siswi sekolah untuk mengenakan jilbab, sebuah langkah yang menarik reaksi publik.
Gerakan kesopanan ala Hamas ini secara luas dilihat oleh warga Palestina di Jalur Gaza sebagai usaha untuk menenangkan kelompok Islam yang lebih ‘islami’ yang telah menuduh gerakan Hamas telah gagal untuk menegakkan hukum Syariah Islam di jalur Gaza.
Kelompok-kelompok Islam yang lebih puritan di Gaza, telah berkali-kali memberi ‘nasihat’ kepada penguasa di jalur Gaza dalam hal ini adalah Hamas, untuk segera menerapkan syariat Islam secara penuh, apalagi Hamas adalah gerakan Islam yang slogannya sama dengan gerakan Ikhwanul Muslimin yaitu "Al-Islam Huwal Hal" (Islam adalah solusi) dan saat ini berkuasa dan memegang kekuasaan.
Namun menurut kelompok-kelompok ini, Hamas sepertinya mengabaikan tuntutan mereka untuk tegaknya syariah Islam di Gaza. Puncaknya adalah tragedi berdarah di masjid Ibnu Taimiyyah di kawasan Raffah, kelompok Salafy Jihadis secara sepihak mendeklarasikan daulah Islam Gaza.(fq/aby)