Penangkapan para pemimpin Hamas oleh Zionis Israel di tepi barat dan penyalahgunaan wewenang terhadap para tahanan bisa mengancam kemungkinan penyelesaian persoalan tawanan prajurit Gilad Shalit, kata salah seorang pimpinan Hamas Kamis kemarin.
"Taktik Israel menempatkan masalah Shalit merupakan sesuatu yang riskan," kata Mushir Al-Masri yang merupakan seorang anggota Hamas di dewan legislatif Palestina, "Shalit tidak akan melihat cahaya kebebasan seperti yang dialami para tahanan Palestina di penjara Israel. Israel tidak mempunyai pilihan lain kecuali menyetujui transaksi pertukaran tawanan sesuai dengan kondisi perlawanan rakyat Palestina."
Pasukan Zionis Israel menangkap sedikitnya 10 pemimpin politik senior Hamas dari rumah mereka di tepi barat sepanjang malam, dalam upaya menekan Hamas untuk kompromi dalam persoalan negoisasi atas tawanan prajurit Gilad Shalit yang ditahan di Gaza.
Al-Masri menegaskan bahwa kelompok-kelompok yang menahan Shalit mempunyai hak untuk menambah tuntutan mereka dalam menolak kebebalan Israel tersebut. Dia juga mengatakan bahwa ‘penculikan’ merupakan pilihan terbaik untuk memaksa Israel melepaskan tahanan Palestina.
Dalam konferensi pers pada Kamis kemarin, Al-Masri mengatakan akan ada ‘konsekuensi berbahaya’ dari penahanan para pemimpin Hamas di tepi barat.
"Hidup seorang prajurit Israel tidak sebanding dengan hidup dari 11.000 jiwa warga Palestina,’ tambahnya.
Faksi Hamas di parlemen menyebut Israel telah nekat untuk mencoba menekan Hamas untuk kembali kebawah.
"Sinyal-sinyal kegagalan Israel telah nampak khususnya setelah mereka kalah perang dan pasukan mereka kehilangan kemampuan melawan faksi-faksi pejuang Palestina dalam usaha untuk membebaskan Shalit."
Al-Masri memperingatkan bahwa Israel akan menghadapi "pemberontakan para tahanan" di dalam pusat penahanannya. Dia meminta masyarakat Arab dan internasional untuk mengambil “posisi berdiri teguh” melawan serangan-serangan Israel.(fq/mna)