Hamas menuduh Perserikatan Bangsa-Bangsa bekerja sama dengan Israel, atas upaya terbaru badan dunia ini untuk mencegah konvoi bantuan dari berlayar menuju Jalur Gaza.
PBB pada hari Jumat lalu memperingatkan bahwa misi bantuan yang menuju Gaza tidak diizinkan lewat jalur laut, dan mendesak semua konvoi bantuan lewat jalur darat. Peringatan PBB itu datang karena kedua rute ke jalur Gaza berada di bawah kendali ketat unit bersenjata militer Israel .
"Seruan PBB untuk organisasi-organisasi internasional untuk menggunakan jalan darat ke Gaza bukan laut tidak dapat diterima dan ilegal," kata juru bicara Hamas Sami Abu Zuhri dikutip oleh AFP mengatakan pada hari Sabtu kemarin (24/7).
Posisi PBB itu serupa dengan "kerjasama dengan pendudukan Israel," tambahnya.
"Sebagian besar penduduk wilayah Gaza masih dilarang meninggalkan Gaza dan inilah sebabnya seruan PBB ini dianggap sebagai kontribusi untuk blokade Israel," kata Abu Zuhri merujuk pada peringatan PBB.
Perkembangan ini datang setelah pasukan Israel menyerang Armada kebebasa berbendera Turki yang menewaskan sembilan aktivis Turki pada 31 Mei lalu.
Duta besar PBB untuk Tel Aviv, Gabriela Shalev, telah memberitahukan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon bahwa Israel "memiliki hak nya" untuk menghalangi dua kapal bantuan Libanon, yang bertujuan untuk memecah pengepungan Gaza.
Penyelenggara untuk satu kapal Libanon, Nagi el-Ali, mengatakan hari Sabtu bahwa "persiapan untuk perjalanan ke Gaza itu telah berkembang." Penyelenggara dan pejabat pelabuhan juga mengatakan kapal lain, Mariam, telah berlabuh di pelabuhan Tripoli di utara Lebanon.
Pejabat Hamas juga mendorong kelompok kemanusiaan untuk terus mencapai Gaza lewat jalur laut, sampai blokade laut benar-benar bisa dihancurkan."(fq/prtv)