Mahmud Zuhar, Menlu Palestina sekaligus tokoh pimpinan Hamas menyatakan, Hamas akan mengikuti pemilu yang digelar di negaranya, termasuk pemilu legislatif maupun pemilu presiden. Menurutnya, Hamas percaya pada dukungan rakyat Palestina, dan karenanya Hamas yakin akan memperoleh suara signifikan dalam setiap pemilu yang digelar di Palestina.
Ini adalah pernyataan pertama yang dikeluarkan Hamas terkait kesertaannya dalam setiap pemilu, termasuk pemilu presiden, karena sebelumnya selama dua kali pemilu, Hamas justru memboikot pemilu. Tahun 1996 saat kekuasaan Arafat dan tahun 2005 saat kekuasaan Mahmud Abbas, Hamas tidak terlibat dalam pemilu presiden. Bila tidak ada halangan, pemilu presiden Palestina baru akan digelar pada tahun 2009.
Di hadapan 40 an ribu rakyat Palestina, Zuhar yang berbicara di tengah aksi demonstrasi pascashalat Jumat di Khan Yunis, mengatakan, “Mereka mengancam akan menggelar percepatan pemilu. Kami katakan, kami akan ikuti pemilu di setiap wilayah.Dan kami akan memenangkan pemilu. Kami akan ikuti seluruh pemilu legislative dan kami akan memenangkannya. Kami juga bahkan akan ikut dalam pemilu presiden dan dengan izin Allah swt kami akan menang.”
Ia juga mengatakan, “Kami tidak takut referendum. Kami yakin dengan rakyat kami yang tetap setia mendukung misi perjuangan Hamas. “ Zuhar menyinggung ancaman Presiden Palestina Mahmud Abbas yang akan segera menggelar pemilu legislative setelah membubarkan dewan yang dipimpin Hamas. Tapi menurut Zuhar, tidak ada yang bisa mempengaruhi pemerintahan Palestina.
Meski demikian, Zuhar juga mengharapkan Fatah dan berbagai elemen Palestina untuk tetap terikat pada persatuan nasional. Lalu ia menyebutkan bahwa Hamas dan Fatah telah melakukan kesepakatan untuk tidak terlibat konflik dan menjunjung undang-undang. Menurut Zuhar, pihak Hamas telah bertemu dengan para tokoh Fatah pada sore hari Jum’at yang lalu.
Hingga saat ini sudah 19 orang Palestina yang gugur akibat bentrok yang terjadi antara pendukung Fatah dan Hamas. Sementara lebih dari 100 orang terluka. Konflik internal bangsa Palestina kali ini, merupakan konflik terburuk yang terjadi sejak berlakunya pemerintahan otorita Palestina tahun 1994.
Meski tetap akan terus terlibat dalam berbagai agenda politik di Palestina, namun Zuhar menegaskan bahwa Hamas tetap tidak akan pernah mengakui eksistensi penjajah Israel. “Kami tidak akan mengakui Israel meskipun kami ditekan dalam kondisi yang sangat sulit. Kami ingin kemerdekaan meskipun kami harus membayarnya dengan rasa lapar. Kami ingin meredeka meski kami harus menebusnya dengan para syuhada. Kami tidak ingin kekuasaan, kami inginkan negara yang merdeka, independen, bebas dari pendudukan dalam berbagai bentuknya.” (na-str/iol)