Pemerintah Palestina pimpinan Hamas bertekad akan memerangi budaya amoral dan permisif. Hamas menyatakan akan mengizinkan kembali beroperasinya gedung bioskop yang sebelumnya ada di Jalur Ghaza, namun hanya khusus memutar film ‘mendidik dan membantu masyarakat untuk memperbaiki kehidupan’.
Dalam wawancara dengan wartawan Harian The Guardian terbitan Inggris, Menteri Kebudayaan Palestina Athallah Abu Sabh (58) mengatakan, “Kami tidak ingin bangsa kami menjadi seperti masyarakat yang dipimpin Thaliban di Afghanistan.” Ia juga menyebutkan bahwa Hamas akan membersihkan masyarakat sebagai program paling utama dari Menteri Kebudayaan Palestina.
Dalam rangkaian wawancara itu pula disebutkan bahwa langkah awal yang akan ditempuh Abu Sabh adalah melarang beroperasinya rumah-rumah kasino dan melarang perjudian, jual beli alkohol serta memisahkan aktifitas pria dan wanita di lokasi wisata umum. Abu Sabh menegaskan pentingnya melawan film-film berbau seks yang dimasukkan oleh Israel. “Film film itu merusak, dan benar-benar telah terjadi perusakan akhlak,” katanya.
Terkait pornografi dan pornoaksi, Abu Sabh akan melarangnya dengan mengatakan, “Kami tak akan mengizinkan buku apapun yangmemuat gambar penyanyi Barat Madona yang ada di atas kasur.” Abu Sabh mengatakan akan mengizinkan operasi bioskop khusus di Ghaza dengan seleksi film yang ketat. “Kami akan membuka bioskop-bioskop, karena fasilitas itu bisa m enjadi media pendidikan dan membantu masyarakat untuk hidup lebih baik. Film Hollywood tidak semuanya buruk. Film Titanic misalnya, setelah disensor, sebenarnya itu adalah film yang bagus. Itu film bertema kemanusiaan,” ujar Abu Sabh. (na-str/iol)