Gerakan Perlawanan Islam Hamas pada hari Ahad kemarin (20/12) menyerukan kepada para pendukungnya untuk melakukan aksi demonstrasi di penyeberangan Rafah-Mesir untuk memprotes pembangunan tembok baja yang dibuat oleh Mesir di perbatasan yang berhubungan dengan Jalur Gaza.
Hamas dalam pernyataan pers singkatnya menggambarkan bahwa dinding baja yang dibuat oleh Mesir sebagai "dinding penindasan dan pengepungan."
Hamas mengatakan: "Kita akan melakukan demonstrasi dengan pengerahan massa pada Senin sore di depan gerbang Shalahuddin di perbatasan Mesir untuk memprotes pembangunan tembok lambang ketidakadilan, yang mengepung perbatasan Gaza."
Pemerintah Palestina di Jalur Gaza menyatakan keprihatinan tentang informasi yang didapat terkait pembangun dinding baja oleh Mesir di perbatasan dengan Jalur Gaza, mereka menyatakan bahwa mereka berniat untuk melakukan kontak resmi dengan pemerintah Mesir dalam hal ini.
Sumber-sumber keamanan Palestina mengatakan ketegangan keamanan terjadi di perbatasan antara Jalur Gaza dan Mesir selama tiga hari, diselingi dengan tembak menembak secara sporadis di wilayah Mesir di dekat perbatasan sebagai tanggapan terhadap konstruksi dinding baja yang dibangun Mesir.
Laporan Israel mengklaim bahwa Mesir akan membangun pagar/tembok baja sepanjang 10 km di perbatasan dengan Jalur Gaza dengan kedalaman hingga 30 meter di bawah permukaan tanah untuk mencegah penyelundupan melalui terowongan ke Jalur Gaza yang telah di blokade Israel sejak dua setengah tahun lalu.
Tembok hukuman untuk Hamas
Di sisi lain, para ahli dan analis menyatakan bahwa pembangunan tembok tersebut ditujukan Mesir kepada Hamas sebagai "hukuman", karena Hamas mengendalikan wilayah Gaza.
Terlepas dari tujuan pembangunan tembok, yang jelas tembok ini dibangun untuk menghentikan penyelundupan senjata ke Gaza melalui terowongan bawah tanah dan menurut para ahli maupun pengamat Palestina – mereka memperkirakan bahwa pembangunan tembok sebagai sebuah "hukuman" untuk gerakan Hamas atas penolakan mereka bekerjasama dengan upaya-upaya positif yang dilakukan Kairo dalam sebuah rekonsiliasi dengan Fatah.
Mencekik rakyat Palestina di Gaza
Sementara itu juru bicara Hamas Fawzi Barhoum mengatakan: "Dinding baja yang akan dibangun di perbatasan Mesir dengan Jalur Gaza – berada di bawah pengawasan dan dukungan dana dari AS – adalah bagian dari rencana Amerika untuk terus memboikot setengah juta warga Palestina di Gaza, setelah Israel gagal memaksakan kemauan mereka melalui pembunuhan, pembakaran dan pemblokiran terhadap Gaza. "
Barhoum menambahkan bahwa upaya tersebut datang setelah kegagalan" Israel menaklukkan Gaza .
Dia menunjukkan bahwa dengan adanya upaya ini malah semakin memperkuat keteguhan bangsa Palestina.
Pengetatan embargo
Abdel Sattar Qassem, profesor ilmu politik di An-Najah National University di Nablus menekankan di awal sambutannya – pada apa yang ia sebut sebagai keberpihakan Mesir pada proyek Amerika dan dengan secara tidak langsung mengkonfirmasikan melalui pembangunan tembok, Mesir akan tetap menjadi sekutu dan pemain penting di kawasan tersebut.
Kassem tidak mengesampingkan bahwa tujuan membangun tembok untuk menghambat pergerakan Hamas dan ia menambahkan: "Jelas pembanguan tembok tidak dibangun untuk melindungi kedaulatan Mesir atau keamanan Mesir, seperti yang mereka katakan, namun dalam rangka untuk mengubah situasi politik di Jalur Gaza .. tampaknya ada langkah-langkah untuk memperketat pengepungan terhadap Gaza lewat darat, laut dan udara. "
Dia menambahkan: "Pengepungan kini telah diajukan oleh sebuah amandemen baru, dan Mesir telah melaksanakan langkah itu sekarang."(fq/imo)