Pemimpin senior Hamas, dan Kepala Biro Politik, Khaled Misy’al, menyatakan Hamas menerima rencana Mesir, sebagai upaya mengakhiri konflik yang memperebutkan kekuasaan dengan Fatah, sebagai langkah baru menuju pemilihan presiden dan anggota perlemen.
Sementara itu, Mahmoud Zahar, yang juga seorang pemimpin senior Hamas yang mewakili wilayah Gaza, menyatakan bahwa Hamas menilai inisiatif Mesir sebagai hal yang ‘positif’. Zahar lebih lanjut menyatakan, Hamas mendukung langkah Mesir yang mendorong rekonsiliasi dengan Fatah, dan mengakhiri perbedaan antara Tepi Barat dengan Jalur Gaza. Dalam deklarasinya, Zahar menyatakan bahwa delegasi Hamas akan dipimpin oleh Kepala Biro Politik Hamas, Khaled Misy’al.
Tetapi, pemimpin Hamas yang berasal dari Jalur Gaza itu, tetap pada pendirianya, sekalipun menerima langkah-langkah yang diambil Mesir, tetap Hamas tidak mau memberikan konsesi apapun. "Posisi kami berbasis pada realitas", ujar Zahar kepada seorang wartawan di Kairo, Mesir.
"Ini sebuah sikap yang benar, bagi menyelesaikan semua masalah dan untuk mencapai perjanjian", tambah Zahar. Memang, faktanya Hamas memenangi pemilu di tahun 2006, dan mendapatkan suara dukungan 60 persen dari rakyat Palestina, baik yang ada di Gaza dan Tepi Barat. Sementara itu, Ahmed Yusef, yang menjadi penasehat politik Hamas, menyimpulkan inisiatif Mesir cukup adil dan imbang, ucapnya. (jp/m)