Walaupun Hamas diblokade dan diembargo, serta menghadapi kondisi yang amat sulit, tapi Hamas merencanakan mendirikan Sekolah Staff dan Komando, yang tujuannya untuk menghadapi militer Israel. Berbekal pengalaman menghadapi agresi militer Israel, yang diberi sandi ‘Cast Lead’, sekarang Hamas akan mendirikan Sekolah militer, yang tak kalah dengan Israel.
Langkah diambil oleh para pemimpin pejuang Hamas, yang selama agresi militer Israel ke Gaza, yang banyak menelan korban, dan di masa depan pasti akan mengalami agresi militer Israel lagi. Maka, para pemimpin Hamas menyadari hal itu, mereka ingin meningkatkan kemampuan para pejuangnya dengan mendirikan Sekolah Staff dan Komando, yang akan membekali para pejuang Hamas, ketrampilan lapangan, khususnya menghadapi gempuran militer Israel, baik dari darat dan udara.
Hamas ingin melatih parat pejuangnya yang lebih baik lagi kemampuan di medan peperangan para pejuangnya, khususnya menghadapi pasukan khusus Israel, yang banyak menimbulkan korban rakyat sipil. Hamas ingin mencetak lebih banyak komandan lapangan yang tangguh, dan memiliki keahlian melawan pasukan darat Israel, dan pasukan tank Israel, yang mereka telah menghancurkan bangunan sipil, dan menimbulkan korban rakyat sipil. Seperti halnya, pasukan Israel, mereka khusus mendapatkan pendidikan militer di Sekolah Staff dan Komando di Glilot.
Para pemimpin Hamas, menurut Jerusalem post, ingin meningkatkan kemampuan para pejuangnya dengan cara mendirikan lembaga pendidikan militer, yang sifatnya formal, yang dapat menjadi pusat latihan militer dan yang tangguh. Selama ini, menurut berbagai sumber, para pejuang Hamas, mendapatkan latihan di Lebanon dan Iran. Tapi, di masa depan Hamas ingin mendirikan lembaga militer yang lebih professional, dan tidak bergantung dengan negara lain.
Meskipun, para pengamat militer, mengakui ketangguhan para pejuang Hamas, yang berhasil bertahan dengan gempuran Israel dari darat, udarat, dan laut, selama 23 hari. Ini sudah merupakan kemampuan bertahan dan menyerang yang luar biasa. Hamas juga memiliki kamampuan intelijen yang sangat tinggi, karena kenyataannya pasukan pertahanan (IDF), gagal menghancurkan seluruh kemampuan militer Hamas, termasuk membunuh tokoh-tokoh Hamas.
Kekawatiran Israel dengan rencana Hamas ini, menyebabkan pemerintahan Israel yang baru, menangani masalah keamanan sangat serius. Ini menjadi agenda pemerintah Netanyahu. Tapi, langkah-langkah yang diambil Hamas ini, menunjukkan langkah-langkah persiapan yang dilakukan Hamas, menghadapi pemerintahan Israel, yang semakin agresif, dan haus perang. (m/jp)