Hamas mengutuk PBB pada hari Ahad kemarin terkait dengan rencana PBB untuk mengajarkan anak-anak Palestina di jalur Gaza mengenai peristiwa Holocaust dalam buku sejarah sekolah.
Dalam sebuah surat terbuka kepada pejabat senior PBB, Hamas menyerukan kepada badan tersebut untuk menarik kembali rencana pengadaan buku-buku sejarah di sekolah-sekolah PBB yang mengajarkan anak-anak Palestina tentang peristiwa yang mengarah kepada pembentukan negara Israel.
Seorang juru bicara PBB UNRWA, yang mendidik sekitar 200,000 anak-anak pengungsi di Gaza, mengatakan bahwa peristiwa Holocaust tidak ada pada kurikulum yang sekarang ini, namun dirinya tidak mau mengomentari pernyataan Hamas seandainya nanti ada perubahan dalam kurikulum tersebut.
Hamas mengatakan bahwa mereka meyakini UNRWA akan memulai menggunakan buku sejarah itu untuk siswa berumur 13 tahun termasuk di dalamnya ada bab tentang peristiwa Holocaust.
"Kami menolak untuk membiarkan anak-anak kami mempelajari sebuah kebohongan yang diciptakan oleh Zionis," kata komite urusan rakyat dan pengungsi Hamas dalam sebuah suratnya yang ditujukan kepada pimpinan lokal UNRWA – John Ging.
Juru bicara UNRWA Adnan Abu Hasna mengatakan: "Tidak ada yang menyebut Holocaust dalam silabus sekarang ini." Sewaktu ditanya apakah UNRWA berencana untuk mengubah hal itu, ia menolak memberikan komentar.
Juru bicara resmi Hamas di Gaza, Sami Abu Zuhri, mengatakan ia tidak ingin mendiskusikan sejarah Holocaust tetapi berkata:
"Terlepas dari kontroversi, kita Menentang pemaksaan isu dengan apa yang disebut peristiwa Holocaust pada silabus buku sejarah itu, Karena hal tersebut bertujuan untuk memperkuat penerimaan pendudukan tanah Palestina."
Di wilayah pendudukan Israel di tepi barat, wilayah yang diperintah oleh otoritas Palestina pimpinan Mahmud Abbas yang didukung barat, para guru mengatakan bahwa tidak ada petunjuk resmi pada soal pengajaran tentang Holocaust.
Bangsa Arab marah kepada negara besar dunia atas reaksi mereka terhadap Holocaust dengan mendukung pendirian Israel pada 1948, yang berakibat terjajahnya tanah Palestina dan terusirnya banyak warga Palestina dari wilayah itu.(fq/aby)