Setelah beberapa waktu lalu gerakan Hamas menyelenggarakan pernikahan massal di jalur Gaza, pada hari Jumat yang lalu (24/7) gerakan Hamas juga telah mensponsori pernikahan massal dari 382 pasangan Palestina pada sebuah kamp pengungsian Palestina di ibukota Syria Damaskus.
Sebelumnya gerakan Hamas juga pernah melakukan pernikahan massal seperti ini di Syria, sewaktu para pimpinan Hamas diasingkan disana, namun pada peringatan Jumat kemarin di kamp pengungsian Yarmuk, pernikahan massal diikuti jauh lebih banyak pasangan. Pernikahan massal yang diselenggarakan ini bertujuan untuk membantu kalangan anak muda yang menunda pernikahannya karena tidak memiliki biaya.
Pengantin pria dan pengantin wanita dipisah selama pesta pernikahan berlangsung, karena para ulama tidak mendukung dan menyetujui pernikahan terjadi percampur bauran laki-laki dan perempuan. Acara pernikahan massal ini dihadiri lebih dari 10.000 orang. Pengantin pria mengenakan stelan pakaian pengantin dan beberapa panji-panji hijau Hamas yang berkibar-kibar dengan latar belakang kembang api yang meriah.
"Hamas merasa masyarakat Palestina membutuhkan hal ini dan kami rasa disana ada banyak kalangan anak muda yang berkeinginan untuk segera menikah namun terkendala dengan biaya yang tinggi," kata pimpinan Hamas dari kantor juru bicara Hamas di Syria – Talal Nassar. "Karena itulah Hamas membantu kelompok anak muda ini untuk segera menikah."
Banyak warga Palestina tinggal di kamp pengungsian serta menganggur dan hanya sedikit prospek untuk mendapatkan pekerjaan.
Nassar mengatakan juga bahwa mereka mendorong serta mendukung pernikahan massal seperti ini karena persoalan demografis memainkan peranan penting dalam konflik antara kami dengan Zionis Israel.
Ulama Husein Khalil Al-Aawadeh, seorang pejabat pada kamp pengungsian Yarmouk mengatakan setiap pasangan akan mendapatkan uang kas sebesar 2100 dollar dan hadiah.
Amerika Serikat dan para sekutunya menganggap gerakan Hamas sebagai organisasi Teroris, namun gerakan Hamas semakin meluas kepopulerannya di kalangan warga Palestina, sebagian kegiatan mereka memberikan pelayanan sosial, seperti pernikahan massal ini.
"Terima kasih untuk Hamas. Kalau tidak karena pertolongan mereka, saya tidak akan pernah menikah," kata Fuad Hamada salah seorang peserta pernikahan massal.(fq/kt)