Hamas mengutuk penghancuran Israel terhadap hotel Gembala yang memiliki nilai historis di Yerusalem yang diduduki, yang dimiliki oleh mantan Mufti Yerusalem Syaikh Amin Al-Husseini.
Gerakan ini mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu kemarin (9/1) bahwa hotel tersebut telah menjadi simbol yang signifikan di kota suci, menambahkan bahwa Hamas sangat mencela tindakan Israel, yang juga bertujuan membentuk unit permukiman baru di tempat tersebut dan pada kebun-kebun anggur di dekatnya.
Hamas mengatakan bahwa langkah Israel itu adalah aksi terbaru dalam serangkaian upaya terkonsentrasi Israel untuk melakukan Yahudisasi Yerusalem dan mengisolasi Kota Tua dari pinggiran kota Arab di dekatnya.
Hamas mendesak rakyat Palestina untuk menghadapi kebijakan permukiman Israel di dalam dan di luar kota suci, dan menyarankan pimpinan PA di Ramallah untuk menghentikan terlibat dalam perundingan sia-sia dengan Israel dan menghentikan penganiayaan terhadap para pejuang perlawanan Palestina dalam peran mereka membela Yerusalem dan hak-hak warga Palestina .
Hamas dalam kesimpulan pernyataannya meminta negara-negara Arab agar tidak memberikan celah untuk negosiasi, yang oleh Israel dimanfaatkan untuk melanjutkan aksi kolonialis dan proyek yahudisasi di Yerusalem pada khususnya dan tanah Palestina pada umumnya. (fq/pic)