Hamas mengecam Otoritas Palestina atas keikutsertaan Perdana Menteri Salam Fayyad dalam konferensi Herzilya ke-10. Konferensi itu adalah konferensi tahunan yang diselenggarakan Strategic Studies Institute di Israel untuk menetapkan kebijakan-kebijakan dan strategi keamanan serta politik Israel.
Dalam konferensi yang dibuka pada Selasa (2/2) malam, Fayyad menyampaikan pidatonya yang terkesan memihak pada kepentingan Israel. Juru bicara Hamas, Abu Zuhri melihat keikutsertaan Fayyad sebagai bentuk kerjasama antara Otoritas Palestina dan rezim Zionis yang jelas-jelas memusuhi rakyat Palestina.
"Kerjasama Otoritas Palestina dan Israel sudah mencapai tingkat kerjasama politik dan ini merupakan indikasi serius bahwa Otoritas Palestina telah mengaitkan proyek-proyeknya dengan kebijakan dan kepentingan Israel," kritik Abu Zuhri.
Keikutsertaan Fayyad dalam konferensi itu memang patut dipertanyakan di tengah tindakan Israel yang terus menerus menindas rakyat Palestina. Israel masih terus membangun pemukiman-pemukiman ilegalnya di wilayah Palestina di Tepi Barat dan masih membombardir rakyat Palestina di Jalur Gaza.
Fayyad dalam pidatonya malah terkesan berpihak pada kepentingan Israel. Ia misalnya mengatakan bahwa Otoritas Palestina mengakui hak Israel untuk hidup damai, oleh sebab itu konsep dua negara harus diterima.
Fayyad juga menyatakan simpati dengan atas "sejarah panjang" Israel yang pahit dan akan berkomitmen atas kemanan Israel. "Seperti Anda, kami, orang-orang Palestina juga punya sejarah sendiri. Saat ini kami mengalami banyak penderitaan yang pahit. Dan kami punya inspirasi sebagai kuncinya bahwa sekali lagi, kami bisa hidup berdampingan dengan Anda (Israel) dengan damai, harmonis dan aman," kata Fayyad. Padahal pagi harinya, pesawat-pesawat tempur Israel kembali menggempur Gaza dengan target terowongan-terowongan bawah tanah yang digunakan warga Gaza untuk mendapatkan barang-barang kebutuhan sehari-hari yang sulit ditemukan di Gaza akibat blokade Israel. (ln/prtv/imemc)