Kepala biro politik Hamas Khaleed Misyaal menyatakan, AS kini sedang mencoba menjalankan agendanya di Timur Tengah, dengan memberikan dukungan pada faksi Fatah lewat bantuan dalam bentuk uang tunai dan senjata.
Misyaal menegaskan, bahwa ia sama sekali tidak tertarik dengan ide Bush menggelar konferensi internasional dengan dalih untuk memulihkan proses perdamaian di Timur Tengah. Apalagi Bush menyerukan agar rakyat Palestina mendukung Presiden Mahmud Abbas dari Fatah dan menolak Hamas.
Menurut Misyaal, pernyataan dan tindakan Bush sangat jelas menunjukkan bahwa Presiden AS itu punya agenda tersembunyi bersama sekutunya Israel.
Misyaal, seperti dilansir situs al-Jazeera juga mengkritik pertemuan antara Mahmud Abbas dan Ehud Olmert. Ia kembali menegaskan bahwa Hamas tidak akan memberikan restu pada kesepakatan apapun yang tidak menghormati hak-hak rakyat Palestina. Ia tetap menginginkan dialog untuk menyelesaikan persoalan Palestina di bawah naungan negara-negara Arab dan tidak melibatkan negara seperti AS.
Pembebasan Tahanan
Sementara itu, kabinet Israel telah menyetujui daftar nama 256 tawanan Palestina yang akan dibebaskan dari penjara-penjara Israel. Pembebasan itu sebagai tanda dukungan Israel terhadap Presiden Mahmud Abbas, tak heran jika tawanan yang dibebaskan kebanyakan adalah orang-orang Fatah.
Sejumlah pejabat Israel mengatakan hampir 85 persen dari jumlah tawanan yang dibebaskan adalah unsur Fatah, selebihnya adalah anggota Popular Front for Liberation of Palestine (PFLP). Tak satupun di antara tawanan yang rencananya akan dibebaskan pada hari Jumat (20/7) lusa, berasal dari Hamas.
Di antara tawanan yang dibebaskan adalah Abdel Rahim Malouh, salah seorang komandan PFLP yang terlibat dalam pembunuhan seorang menteri Israel, Rehavam Zeevi pada tahun 2001. Malouh yang ditangkap pada tahun 2003, sekarang berusia sekitar 60 tahun dan sedang dalam kondisi sakit. (ln/aljz)