Faksi-faksi pejuang di Palestina termasuk Hamas mengecam acara peragaan busana untuk remaja putri Palestina yang disponsori oleh pemerintahan Otoritas Palestina. Acara tersebut digelar di kota Beit Sahour–kota yang didominasi komunitas Kristen-dekat Bethlehem pekan ini.
Pimpinan Hamas di Tepi Barat, Syaikh Hamid Bittawi menyebut acara itu "tidak bermoral" dan melanggar nilai-nilai dan syariat Islam. Ia juga mengatakan, peragaan busana tidak pantas digelar di wilayah yang penduduknya masih berada dalam kungkungan penjajahan rezim Zionis Israel, di saat sekitar 12.000 warga Palestina masih mendekam di penjara-penjara Israel dan di atas pengorbanan puluhan ribu syuhada yang gugur oleh kekejaman Israel.
Lebih dari itu, tukas Bittawi, peragaan busana oleh perempuan termasuk dosa besar dalam Islam. Ia mengecam keras Otoritas Palestina yang telah mengizinkan terselenggaranya acara itu bahkan mensponsorinya. Sejumlah menteri Otoritas Palestina, seperti Menteri Pariwisata Kholoud Daibes, Menteri Sosial Majeda Al-Masri dan walikota Bethlehem Victor Batarseh, hadir dalam acara peragaan busana itu.
Sejumlah pejabat Hamas lainnya, menuding Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan Perdana Menteri Salam Fayyad tengah menyebarkan "perusakan moral" lewat pagelaran busana itu. Apalagi acara itu dilakukan ditengah kecemasan warga Palestina di Tepi Barat yang sedang menghadapi ancaman penggusuran rumah-rumah mereka oleh rezim Israel.
Bukan sekali ini Otoritas Palestina menggelar acara-acara kontroversial. Tahun lalu, Otoritas Palestina membatalkan kontes putri kecantikan yang rencananya digelar di kota Ramallah karena menuai protes dari Hamas dan mayoritas rakyat Palestina. Sekitar 60 kontestan, kebanyakan warga Arab Israel, sudah tercatat akan ikut acara tersebut.
Sejumlah warga Palestina di Gaza ikut mengecam penyelenggaraan peragaan busana itu. "Kaum Muslimin dan Kristiani di Tepi Barat tak tahu malu. Di Gaza, kami mengorbankan putra-putra terbaik kami untuk melawan Israel, sementara anak-anak perempuan kalian dibiarkan tampil dengan gaya yang memalukan," kecam seorang warga Gaza. (ln/JP)