Tokoh Hamas Mushir al-Masri menyatakan Hamas sudah menerima surat dari mantan presiden AS Jimmy Carter yang berisi inisiatif Carter untuk menjembatani dialog antara AS dan gerakan Hamas di Palestina. Menurut Masri, Hamas sedang mempelajari tawaran inisiatif Carter yang pekan kemarin berkunjung ke Gaza.
Seorang sumber Hamas mengatakan, insiatif itu berupa sejumlah cara alternatif untuk mempercepat dialog sudah diupayakan Tim Kwartet selama ini. Tim Kwartet adalah tim mediator Israel-Palestina terdiri dari AS, Rusia, PBB dan Uni Eropa. Tim ini meminta Hamas untuk menerima inisiatif Arab dan kesepakatan Peta Jalan Damai untuk perdamaian Israel-Palestina. Dalam inisiatif Arab, negara-negara Arab menyatakan akan mengakui Israel asalkan Israel mundur ke garis perbatasan tahun 1967, termasuk dari Tepi Barat dan Yerusalem.
Inisiatif untuk mempercepat dialog AS-Hamas, sebenarnya sudah diajukan Carter sejak ia berkunjung ke Suriah dan bertemu dengan Kepala Biro Politik Hamas, Khaled Meshaal. Namun Masri yang hadir dalam pertemuan antara Carter dan Perdana Menteri Palestina dari Hamas, Ismail Haniyah kemarin mengatakan, Hamas sedang mengkaji tawaran Carter. Hal yang penting bagi Hamas, inisiatif itu tidak merugikan hak-hak rakyat Palestina.
"Carter mengatakan bahwa presiden Amerika ingin menerabas upaya yang dilakukan tim kwartet, tapi Hamas harus mengajukan usulan juga yang bisa diterima," kata Yahya Moussa, salah seorang pimpinan senior Hamas.
Ia menambahkan, para pimpinan Hamas telah menegaskan pada Carter bahwa Hamas tetap pada sikapnya yang dideklarasikan dalam Dokumen Kesepakatan Nasional tahun 2006 tentang negara Palestina merdeka dan dipulihkannya hak kembali para pengungsi Palestina dan tidak disebutkan bahwa Hamas akan mengakui Israel.
Pada Carter, Hamas juga menyatakan bahwa pihaknya tidak ada masalah untuk berdialog dengan pemerintahan Obama, jika AS mau melakukan dialog dengan menghormati pilihan demokratis rakyat Palestina. (ln/iol)