Hamas, secara resmi dilarang mengikuti pemilu Januari tahun depan. Hal ini diumumkan langsung oleh Mahmoud Abbas, pemimpin Fatah, Rabu (28/10) kemarin.
Abbas mengeluarkan dekrit yang memerintahkan pemilihan di timur Yerusalem, Tepi Barat dan Gaza. Langkah ini jelas merupakan menyiram api dari Fatah kepada Hamas. Seperti diketahui pada pemilu sebelumnya Hamas dengan telak memenangkannya dengan perolehan suara yang mencengangkan; lebih dari 50%. Namun kemudian, kemenangan Hamas itu diboikot.
Kementerian Dalam Negeri Palestina mengatakan Abbas mengambil keputusan pemilu itu tanpa persetujuan Hamas dan faksi lainnya dan ilegal. "Semua persiapan, setiap komite, pengumpulan nama dan sebagainya akan dianggap sebagai tindakan ilegal, akan kita permasalahkan" kata juru bicara Ehab Al-Ghsain.
Abbas saat ini memimpin Fatah yang merupakan partai sekuler dan mendominasi kehidupan politik di Tepi Barat, namun diusir dari Gaza.
Hamas sendiri mengatakan warga Palestina di Jalur Gaza tidak perlu repot-repot ambil bagian dalam pemilihan umum 24 Januari tersebut. Dari sejak awal, Hamas memang tidak menginginkan adanya pemilihan umum Palestina untuk saat ini.
Kondisi Palestina saat ini yang tengah dijajah oleh Israel lebih penting untuk diurus. Hamas adalah pilihan utama rakyat Palestina, dan sejarah telah menunjukkan kemenangan Hamas telah dikhianati oleh dunia internasional, jadi apakah pemilu ini akan tetap sama? (sa/aby)