Khalid Misy’al, kepala biro politik Hamas, mengeluarkan sejumlah pernyataan penting guna menjawab pertanyaan dari berbagai pihak, baik internal maupun eksternal Palestina. Setelah kemenangan mutlak Hamas dalam pemilu parlemen, Hamas mendapatkan pertanyaan serius soal persenjataan dan amunisi yang dimiliki gerakan yang selama ini sangat keras melawan pendudukan Israel tersebut. Misyal menegaskan tidak akan meremehkan hak-hak Palestina yang telah dirampas oleh penjajah Israel. Selain itu, Misy’al-juga menyebutkan siap meleburkan seluruh persenjataan yang ada dalam sayap militer Batalyon Izzuddin Al-Qassam, dalam sebuah angkatan bersenjata nasional guna membela rakyat Palestina.
Dalam konferensi pers (28/1), Misy’al-menjelaskan, “Saya terangkan kepada semua pihak yang membicarakan tentang ekstrimitas dan kekerasan Hamas, bahwa kami tidak akan memaksakan pemikiran sosial, politik, dan agama kami kepada rakyat Palestina. Yang menjadi fokus Hamas ada pada lingkup ketahanan dan pertahanan. Ini adalah wilayah yang wajar dimiliki Hamas dan akan semakin diperkuat dengan keberadaan Hamas dalam parlemen.” Menurut Mishal, kekuatan yang dimiliki Hamas adalah hak natural yang harus ada selama masih terjadi pendudukan di Palestina.
Ia menambahkan, bangsa Palestina harus keluar dari situasi genting dan sama-sama memikul tanggung jawab nasional guna mengurusi berbagai persoalan internal bangsa. Khald menegaskan bahwa Hamas akan menghilangkan semua perbedaan dengan Fatah dan faksi lainnya selain Fatah. “Kami akan berupaya menjalin kesepahaman dengan seluruh pihak, tidak menzalimi, tidak mencabut kedudukan, dan tidak menghukum seseorangpun, sebagaimana yang dialami Hamas pada waktu lalu,” tandas Misy’al.
Terkait dengan persenjataan dan amunisi Hamas secara umum, Misy’al-mengatakan, Hamas siap bekerja membentuk pasukan nasional Palestina. “Kami akan mengganti senjata kami, senjata perlawanan, dengan mendirikan pasukan nasional sebagaimana pasukan sebuah negara yang berdaulat di dunia ini,” ujarnya. Batalyon Izzuddin Al-Qassam, tambahnya, tidak akan berubah secara tugas dan perannya, tapi bentuknya masih mungkin berubah. “Sekarang, ada sayap militer Hamas, besok kita sepakat dengan semua anasir Palestina untuk membentuk pasukan Palestina guna memperkokoh perlawanan. Sayap militer Hamas akan berubah menjadi aparatur keamanan Negara.”
Tugas keamanan itu, jelas Misy’al-lagi, adalah “Memelihara rakyat Palestina, memerangi pendudukan dan itulah peran mereka. Seperti itulah tanggung jawab yang harus dipikul pemerintah.” (na-str/iol)