Gerakan perlawanan Palestina Hamas, mengutuk ancaman Israel terhadap konvoi bantuan multinasional armada kebebasan yang akan menuju Gaza.
Armada, yang terdiri dari sembilan kapal dari Turki, Irlandia, Inggris dan Yunani, adalah salah satu cara untuk mematahkan serangan Israel di Jalur Gaza. Armada ini membawa sekitar 10.000 ton bahan konstruksi, peralatan medis dan perlengkapan sekolah, serta sekitar 750 aktivis.
Pemerintah Israel telah bersumpah akan menggagalkan masuknya kapal bantuan tersebut. Media Israel telah juga memperingatkan bahwa para aktivis akan ditangkap dan dimasukkan ke dalam tahanan.
Jurubicara Hamas Sami Abu Zuhri mengatakan ancaman itu sebagai aksi "terorisme negara," lapor International Middle East Media Center pada hari Selasa kemarin (25/5).
Tel Aviv telah memberlakukan blokade terhadap wilayah darat, udara, dan laut di Jalur Gaza sejak pertengahan Juni 2007 ketika gerakan perlawanan Palestina Hamas menguasai wilayah itu.
Abu Zuhri berkata, "Kapal-kapal membawa misi kemanusiaan, mereka ingin mematahkan pengepungan ilegal dan memberikan bantuan kemanusiaan."
Dia menyambut baik masuknya Mauritania, Aljazair dan Kuwait dalam armada kapal dan berkata, "entitas Zionis akan bertanggung jawab bagi kehidupan para aktivis Arab dan internasional, dan tokoh-tokoh politik dan para pejabat yang menyertai konvoi armada kapal." (fq/prtv)