Dr. Mahmud Zuhar, salah satu anggota Biro Politik Hamas menegaskan bahwa orientasi utama pemerintahan Palestina yang akan datang adalah, memberi pengamanan kepada rakyat Palestina, pemerintahan yang adil, memfasilitasi investasi yang tidak ditunggangi sisi politik, menggelar program pendidikan dan peradaban yang kuat dan meletakkan rencana takaful ijtima’i atau jaminan sosial.
Zuhar dalam wawancaranya dengan kantor berita Jerman mengatakan, bahwa Hamas tidak akan melepaskan satupun prinsip-prinsip perjuangannya. Ia menegaskan bahwa agenda perlawanan Hamas akan terus berlanjut. “Rakyat Palestina akan tetap memegang senjata selama masih ada pendudukan oleh Zionis Israel,” tandasnya. Terkait kepemilikan senjata oleh Hamas dan sejumlah faksi perlawanan di Palestina, Ismail Haniyeh, kepala Fraksi Hamas di Parlemen menegaskan agar dunia tidak keliru dalam memandang hal tersebut, “Kekuatan militer Israel jauh lebih unggul dari kekuatan militer yang dimiliki Palestina. Israel bisa menghancurkan Palestina. Apakah ada orang yang melihat kami, dengan persenjataan yang ada, mampu menghancurkan Israel yang memiliki F 16 dan ratusan kepala bom nuklir?
Ia juga menjelaskan bahwa target kunjungan Hamas ke sejumlah negara Arab adalah untuk menjalin hubungan baik dengan para kepala negara serta menjelaskan pandangan Hamas secara politik serta program pemerintah di masa mendatang. Ia menyebutkan 60% dari dana yang dibutuhkan pemerintahan Palestina, akan datang dari negara-negara Islam dan Arab. Karena itulah, Hamas wajib memelihara hubungan baik untuk mengurangi kebutuhan terhadap dolar yang dipasok Barat. Menurut Zuhar, Hamas adalah gerakan moderat yang membedakan antara sikap fleksibel dan menyerah. “Hamas menganut pemikiran politik yang fleksibel tapi tidak berarti pada sikap menyerah untuk tidak menuntut hak-hak rakyat Palestina,” tandasnya.
Menurut Dr. Yunus Al-Asthal, salah satu anggota pimpinan politik Hamas di Khan Yunis, bahwa kunjungan Hamas ke sejumlah negara memang dalam kaitan dukungan dana yang akan mereka sampaikan kepada pemerintahan Palestina mendatang. “Mereka menyambut kemenangan politik rakyat Palestina. Dan karenanya kondisi pemerintahan Palestina, telah meyakinkan mereka,” ujar Yunus Al-Ashtal.
Sementara itu, menanggapi perkataan Yunus Al-Ashthal, Syaikh Mahmud Abu Thair, salah satu petinggi Hamas lainnya, mengatakan bahwa pemerintah Palestina akan memperoleh lebih dari 100 juta dolar dari negara-negara Arab dan Islam. “Ini masih angka dalam prediksi awal terkait dukungan mereka terhadap pemerintahan Palestina,” ujarnya. Tapi ia menjelaskan memang sejumlah negara Arab dan Islam yang menjanjikan dukungan itu, belum mau mempublikasikan hal itu. (na-str/iol/pic)