Para pejabat pemerintahan koalisi Palestina, berusaha keras menghentikan pertikaian antara pendukung Hamas dan Fatah yang sudah berlangsung sejak Jumat, pekan kemarin. Menteri Penerangan Palestina Mustafa Barghouti menyatakan, akan mengerahkan pasukan ke Jalur Gaza di bawah supervisi PM Ismail Haniyah.
PM Haniyah mengambil komando langsung pasukan, setelah Menteri Dalam Negeri Hani al-Qawsami menyatakan mengundurkan diri. Pada para wartawan Barghouti mengatakan, pasukan yang akan dikerahkan di Jalur Gaza akan menerima perintah langsung dari kantor operasi bersama dan pengerahannya akan dilakukan atas persetujuan dari Presiden Palestina, Mahmud Abbas.
Sementara itu, al-Qawsami menyatakan alasannya mengundurkan diri karena tidak adanya jaminan yang cukup dari otoritas pemerintahan. Ia juga menilai otoritas pemerintah tidak melakukan langkah pengamanan dengan serius.
"Saya katakan pada semua pihak bahwa saya tidak bisa menjadi menteri tanpa adanya otoritas, " katanya seraya menegaskan bahwa keputusannya mengundurkan diri adalah final dan berlaku efektif secepatnya.
Al-Qawsami adalah kalangan independen yang dipilih sebagai menteri setelah pembahasan yang cukup alot antara Hamas dan Fatah. Pasalnya, posisi mendagri sangat vital karena akan membawahi pasukan keamanan Palestina.
Sejak terbentuknya pemerintahan bersatu Palestina yang diharapkan bisa meredam ketegangan antara Hamas dan Fatah, situasi keamanan di Jalur Gaza masih diliputi sejumlah insiden.
Lebih dari 50 orang luka-luka dalam pertikaian yang berlangsung selama dua hari kemarin. Baik Hamas maupun Fatah saling tuding sebagai pemicu pertikaian. Meskipun pada hari Minggu, para pemimpin Fatah dan Hamas lewat mediasi Mesir sudah memerintahkan agar pihak-pihak yang bertikai menarik diri dan meletakkan senjata. (ln/aljz/iol)