Ketua Lembaga al-Aqsha Internasional Dr. Ziyad al-Hasan mengatakan jumlah terowongan bawah tanah yang terus digali dan dibuat oleh pemerintahan Israel di bawah masjid al-Aqsha kini telah mencapai sekitar 20 buah terowongan (nafaq).
Beberapa terowongan bawah tanah itu ada yang dibuka secara umum untuk para wisatawan, sementara sebagian yang lain masih dalam prosesi kerja penggalian.
Dalam sebuah wawancara dengan saluran televisi al-Alam pada program siaran "al-Quds fi Khatr" (al-Quds dalam Bahaya), al-Hasan mengatakan banyak sekali lembaga-lembaga Palestina dan Arab terus berusaha menyelidiki agenda-agenda dan Israel dan rencana-rencananya di kota Yerusalem.
"Tapi tidak ada satu pun dari semuanya yang mampu melakukan penyelidikan secara sempurna dan detail terhadap nasib beberapa terowongan dan galian di bawah Masjid al-Aqsha," tutur al-Hasan.
Tujuan utama dari penggalian Israel itu sendiri, menurut al-Hassan, adalah untuk menemukan kembali kuil Yahudi yang konon dibangun oleh Raja Dawud dan Sulaiman. Selain itu, Israel juga hendak membangun kota wisata Yahudi di tempat tersebut untuk memberikan gambaran kepada para wisatawan akan keberadaan kota kuno Yahudi itu.
Lain di bawah tanah al-Quds, lain pula di atas tanahnya. Pasca penggusuran ratusan rumah dan ribuan pemukim Arab-Palestina dari bilangan Salwan, kini pemerintahan Israel tengah mulai membangun Taman Dawud di atas tanah tersebut. (L2/alm)