Faksi-faksi di Palestina sepakat untuk menggelar pemilu legislatif dan pemilu presiden pada 25 Januari 2010 namun masih menemui jalan buntu untuk mencapai kata sepakat dalam masalah formasi pemerintahan bersatu.
Wasil Abou Youssef, sekjen Palestine Liberation Front mengatakan, kata sepakat tentang formasi pemerintahan bersati belum tercapai antara kelompok Hamas dan Fatah, terkait apakah komposisi kabinet diambil dari partai politik atau dari kalangan teknorat yang non partisan seperti yang diminta oleh Mesir-negara yang selama ini memediasi rekonsiliasi antar faksi di Palestina-dan Barat.
Hamas dan Fatah juga belum mencapai kata sepakat tentang undang-undang pemilu, apakah pemilu akan digelar berdasarkan perwakilan berdasarkan perhitungan proporsional atau berdasarkan konstituen. Termasuk bagaimana sikap pemerintahan bersatu nanti dalam menghadapi Israel. Hamas menginginkan perjuangan bersenjata dengan mempertimbangkan gencatan senjata. Sedangkan Fatah lebih memilih bernegosiasi dengan Israel.
Pejabat Hamas di Gaza, Taher al-Nono mengatakan ada kemajuan dalam beberapa isu yang dibahas hari Minggu malam. "Ada optimisme, tapi masih harus hati-hati," ujar al-Nono.
Pemerintahan Fatah yang dipimpin Abbas dan didukung oleh Barat, terkesan masih ingin mengendalikan kekuasaan di Palestina dengan PLO-nya. Sedangkan Hamas menuntut adanya reformasi dalam tubuh PLO dan pemerintahan Barat sudah lama ingin mengakhiri kekuasaan Hamas di Palestina.
Sementara itu, Perdana Menteri yang ditunjuk Abbas, Salam Fayyad dikabarkan akan mengundurkan diri akhir bulan Maret ini untuk memberi kesempatan bagi Abbas membentuk formasi pemerintahan bersatu. Tapi Abbas meminta Fayyad untuk tetap memegang jabatannya sampai ada hasil dari pertemuan di Kairo. (ln/IMEMC)