Evakuasi ke Tepi Pantai, Warga Gaza Terpaksa Mandi, Mencuci, dan Minum Menggunakan Air Laut

Derita Akibat Perang Gaza Melampaui Nakba 1948 - Kompas.id

Eramuslim.com – Warga Gaza terpaksa menggunakan air laut untuk mandi, mencuci, bahkan minum, ungkap PBB, Sabtu (6/7/2024).

PBB melalui akun X @UNGeneva menyatakan bahwa keluarga-keluarga di kamp pengungsian Nuseirat yang hancur di Gaza tengah berlindung di tenda-tenda darurat di sekitar tepi pantai akibat kurangnya ruang aman dan pengusiran paksa terus-menerus dari penjajah ‘Israel’.

“Banyak keluarga bergantung pada air laut untuk mencuci, mandi, bahkan minum,” sebut PBB dalam cuitannya.

Sebelumnya, Ketua UNRWA, Philippe Lazzarini menyerukan dihentikannya pengusiran paksa warga Palestina menyusul perintah evakuasi terbaru oleh militer negara palsu ‘Israel’ di wilayah Gaza selatan.

Petinggi PBB itu mengatakan, perintah evakuasi terbaru adalah yang terbesar yang dikeluarkan sejak agresi dimulai bulan Oktober 2023; yang berdampak pada ratusan ribu orang, di mana sebagian besar telah mengungsi beberapa kali.

“Masyarakat tidak punya tempat tujuan. Mereka terus mencari tempat aman – yang sebenarnya tidak ada – dengan mendirikan bangunan darurat yang sering kali berada di reruntuhan bangunan yang dibom,” lanjutnya, seraya menekankan bahwa risiko terhadap anak-anak sangat tinggi.

Banyak dari mereka yang melarikan diri dari Gaza utara dan tengah pada awal serangan mencari perlindungan di Khan Younis dan Rafah.

Puluhan ribu orang kini terpaksa mengungsi lagi. Sebagian besar ke wilayah tengah Gaza yang sudah penuh sesak. (Aljazeera/Sahabat Al-Aqsha)

Beri Komentar