Misteri pelaku pembunuhan tokoh senior Hamas, Mahmud Al Mabhuh mulai terkuak. Surat kabar Irish Herald menyebutkan bahwa Al-Mabhuh dibunuh oleh "Regu Pembunuh" yang terdiri dari orang-orang Israel.
Menurut laporan surat kabar edisi Jumat (5/2) itu, regu pembunuh beranggotakan tujuh orang, terdapat satu orang perempuan dan empat diantaranya orang Israel itu memegang paspor Irlandia. Kementerian Luar Negeri Irlandia bekerjasama dengan otoritas pemerintah Dubai sedang menyelidiki kasus ini.
Uni Emirat Arab masih merahasiakan identitas ketujuh orang pelaku tapi sudah meminta Interpol-jaringan kepolisian dunia-untuk membantu menangkap ketujuh orang tersebut dan mengekstradisi mereka. Sebelumnya, otoritas pemerintahan Uni Emirat Arab juga mengatakan tidak segan-segan untuk memerintahkan penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu jika Netanyahu terbukti terlibat dalam pembunuhan itu.
Dalam laporannya, Irish Herald mengutip keterangan ahli patologi yang menyimpulkan bahwa penyebab utama kematian Mabhuh adalah sesak napas. Pelaku pembunuhan diduga membekap Mabhuh dengan bantal yang ditemukan di dekat jenazahnya. Di bantal tersebut terdapat ceceran darah.
Al-Madbouh, komandan senior Hamas ditemukan tewas di hotel tempatnya menginap pada 20 Januari 2010. Hamas menuding Israel sebagai pelaku pembunuhan itu tapi Israel membantah dan mengatakan bahwa Al-Mabhuh bisa saja dibunuh oleh "kelompok Arab lain" karena tokoh Hamas itu punya banyak musuh.
Kecurigaan bahwa Israel terlibat dalam pembunuhan Al-Mabhuh cukup beralasan karena selama ini Israel menempatkan Al-Mabhuh sebagai salah satu "sasaran"nya atas tuduhan penculikan dan pembunuhan dua prajurit Israel yang terjadi pada tahun 1989. Israel juga menuding Al-Mabhuh sebagai "penyelundup senjata" dan Mabhuh berada di Dubai untuk keperluan penyelundupan senjata dari Iran ke Jalur Gaza.
Al-Mabhuh sendiri pernah beberapa kali mengalami percobaan pembunuhan tapi berhasil lolos. Menurut seorang kerabatnya, Al-Mabuh pernah sempat dilarikan ke rumah sakit karena diduga diracun oleh orang yang ingin membunuhnya. Tokoh Hamas yang ikut membidani lahirnya Brigadi Izzudin Al-Qassam-sayap militer Hamas-itu dimakamkan di Damaskus, ibukota Suriah, tempat ia tinggal bersama keluarganya selama 20 tahun hingga akhir hayatnya. (ln/imemc)