Perdana Menteri Israel Ehud Olmert mengisyaratkan bahwa Israel tidak punya pilihan lain selain setuju untuk membagi dua kota Yerusalem dengan Palestina. Jika ini terjadi, Israel akan menyerahkan bagian timur kota Yerusalem pada rakyat Palestina.
"Dunia yang selama ini bersahabat dengan Israel… Yang benar-benar mendukung Israel, ketika mereka bicara soal masa depan Israel, mereka bicara soal perbatasan pada tahun 1967. Mereka bicara tentang pembagian Yerusalem, " kata Olmert dalam wawancara dengan The Jerusalem Post, edisi Selasa (1/1).
Israel merebut dan mulai menjajah Yerusalem Timur atau dikenal dengan nama Al-Quds setelah memenangkan Perang Arab tahun 1967. Dunia internasional tidak pernah mengakui aneksasi Israel atas Al-Quds, namun Israel tetap menjajah Yerusalem Timur dan berambisi untuk menjadikannya sebagai ibukota negara Zionis Yahudi. Sementara Palestina juga akan menjadikan Al-Quds sebagai ibukota jika negara Palestina berdiri dan berupa untuk mendapatkan kembali wilayahnya itu.
Olmert yang pernah menjadi walikota Yerusalem mengatakan, berdirinya negara Palestina adalah hal yang tidak terhindarkan, karena tidak mungkin ada dua kebangsaan yang mengakomodasi baik orang-orang Israel maupun orang-orang Palestina.
"Jika Israel harus berhadapan dengan kenyataan satu negara untuk dua kebangsaan, kemungkinan hal itu akan menjadi akhir dari eksistensi Israel sebagai negara Yahudi. Ada bahaya yang tak terbantahkan, " ujar Olmert.
Lebih lanjut ia menyatakan, jika Israel tidak memisahkan diri, Israel selamanya akan dalam kondisi kebingungan karena 50 persen lebih populasi dan warganya tidak memiliki hak yang sama, tidak punya hak suara seperti orang-orang Israel lainnya.
"Tugas saya sebagai perdana menteri, di atas itu semua adalah memastikan bahwa hal itu tidak akan terhadi, " sambung Olmert.
Kalangan pejabat Israel, belakangan ini mengaku khawatir melihat tingkat pertumbuhan warga Arab yang begitu pesat, karena bisa mengubah demografi Israel. Untuk itu Israel tetap mensyaratkan pengakuan terhadap eksistensi Israel sebagai negara Yahudi, dalam semua negosiasi dengan Palestina.
Olmert juga menegaskan akan tetap mempertahankan beberapa wilayah di Tepi Barat-yang juga direbutnya dalam perang tahun 1967-dalam setiap negosiasi dengan Palestina. Satu kota yang akan dipertahankan Israel adalah pemukiman Yahudi di Ma’aleh Adumim. Israel menyatakan, wilayah pemukiman Yahudi kedua terbesar di Tepi Barat itu merupakan "bagian yang tak terpisahkan dari Yerusalem dan negara Israel. "
Selain itu, Olmert menyatakan tidak akan pernah memberikan hak bagi warga Palestina untuk kembali ke tanah airnya. (ln/aljz)