Israel ternyata tidak pernah berniat untuk menjadikan negara Palestina sebagai negara yang merdeka. Ini terlihat dari pernyataan pejabat Perdana Menteri Israel Ehud Olmert yang mengatakan bahwa dirinya berencana untuk mengakneksasi wilayah Yordan Valley dan pemukiman-pemukiman utama Yahudi ke wilayah Israel dengan membuat perbatasan-perbatasan. Pernyataan itu disampaikan Olmert dalam rekaman wawancara dengan stasiun televisi Channel 2, Selasa (7/2).
Dalam wawancara itu Olmert menyatakan bahwa dirinya menegaskan kembali rencananya untuk melanjutkan visi para pendahulunya untuk mengebiri negara Palestina. Kalau Israel mencaplok Yordan Valley, di mana terdapat sebagian kecil pemukiman warga Yahudi, seluruh wilayah Palestina di Tepi Barat akan terkepung oleh Israel dan tidak akan memiliki akses hubungan langsung dengan negara-negara tetangganya.
Pada radio militer Israel, reporter stasiun televisi Channel 2, Nissim Mishal mengatakan bahwa Olmert, yang dijagokan dalam pemilu Israel Maret mendatang, juga berencama untuk secara sepihak melakukan penarikan mundur para pemukim diwilayah itu seperti yang dilakukan di Gaza tahun lalu.
"Dia bicara tentang keharusan Israel mempertahankan warga Yahudi sebagai warga mayoritas di negara Israel, artinya bahwa Israel harus membuat perbatasan-perbatasan baru yang disebut perbatasan-perbatasan yang tidak bisa diganggu gugat lagi. Olmert tahu bahwa Israel tidak bisa bernegosiasi dengan Hamas. Oleh sebab itu, satu-satunya solusi yang bisa diambil dalam persoalan ini, untuk mencapai perbatasan yang final, Israel akan melakukan penarikan mundur secara sepihak," papar Mishal mengulang perkataan Olmert.
Channel 2 mengungkapkan bahwa Olmert berencana untuk mencaplok tiga blok pemukiman utama yaitu Ariel, Gush Etzion dan Maale Adumim termasuk Yordan Valley. Menurut data kelompok penekan Israel, Peace Now, saat ini diperkirakan ada 185 ribu sampai 224 ribu warga Israel di Tepi Barat, di luar Yerusalem, yang tinggal di pemukiman-pemukinan yang ingin tetap dipertahanan Olmert ke dalam wilayah perbatasan negara Zionis itu. Ini artinya, Israel harus memindahkan pemukim yang jumlahnya 60 ribu orang lebih banyak, dibandingkan jumlah pemukim yang ditarik dari Jalur Gaza tahun kemarin.
Pernyataan Olmert soal perbatasan ini sebelumnya juga sudah diungkapkan oleh Menteri Pertahanan Israel Shaul Mofaz pada Senin (6/2). " Jika kita tidak bisa mencapai kesepakatan tentang masalah perbatasan, kita akan mengoperasikannya dengan cara yang berbeda, tapi tidak layak kalau detilnya diberitahukan sekarang. Kita tidak perlu menunggu orang lain untuk menentukan nasib kita," ujar Mofaz. (ln/TheGuardian)