Delapan warga Palestina gugur dan sekitar 25 orang lainnya luka-luka akibat dua serangan terpisah yang dilakukan Israel ke Jalur Ghaza. Petugas medis Palestina menyebut serangan itu sebagai serangan paling berdarah di Jalur Ghaza sejak Israel menyatakan Jalur Ghaza sebagai "wilayah musuh."
Serangan pertama Israel ke Kota Ghaza diarahkan ke sebuah mobil yang menyebabkan empat orang warga Palestina syahid. Serangan mortir Israel lainnya yang juga menewaskan empat warga Palestina dan melukai puluhan warga terjadi di kota Beit Hanoun, utara Jalur Ghaza.
Petugas kamar mayat di Ghaza mengatakan, korban yang tewas dalam mobil yang diserang militer Zionis Israel adalah para pejuang dari kelompok Tentara Islam, yang pada bulan Maret kemarin menculik reporter BBC Alan Johnston, tapi kemudian membebaskannya.
Militer Israel mengakui telah melakukan serangan itu, namun tidak mau menyebut secara spesifik target serangannya. Seperti biasanya, militer Zionis itu mengatakan bahwa serangan tersebut adalah aksi balasan atas roket-roket yang yang menurut Israel ditembakan dari perbatasan Ghaza.
Sebelumnya, para pejuang Palestina di Ghaza menyatakan bahwa mereka telah menembakkan lebih dari 12 roket ke kota Sderot, di selatan Israel. Setelah itu, tank-tank Israel masuk ke wilayah Beit Hanoun, tempat roket-roket itu ditembakkan.
Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak mengatakan, pasukan militernya akan melakukan serangan militer yang lebih luas ke wilayah Ghaza dalam waktu dekat ini, untuk menghentikan serangan roket para pejuang Palestina.
"Waktunya sudah makin dekat, di mana kami akan melakukan operasi secara luas di Ghaza yang untuk beberapa alasan tidak kami lakukan pada minggu-minggu sebelumnya, " ujar Barak pada radio militer Israel.
Reporter Al-Jazeera di Ghaza melaporkan bahwa warga Ghaza sudah bersiap-siap untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk. (ln/aljz)