Eramuslim – Senin 5 Februari 2018 waktu AS, Presiden Donald Trump pada Senin menyatakan dirinya berencana terbang ke pendudukan Israel untuk meresmikan pembukaan kedutaan Amerika Serikat di Al Quds.
Pernyataan ini dilontarkan orang nomor 1 di Amerika dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Putih.
Keputusan Trump untuk mengakui Al Quds sebagai ibu kota Israel dan memindahkan kantor kedutaan Amerika Serikat telah memicu penolakan umat Islam, dan kontroversi di kalangan sekutu Washington di kawasan Arab.
“Jika saya bisa, tentu saya akan ke sana,” kata Trump saat duduk di samping Netanyahu di Kantor Oval, Gedung Putih.
Trump juga mengklaim pihak Palestina kini telah bersedia kembali bernegosiasi dan jika tidak, “maka kalian tidak akan mendapatkan perdamaian,” ancamnya.
Selama ini Presiden Palestina Mahmoud Abbas, yang marah karena keputusan Trump soal pemindahan kedutaan ke Yerusalem, menolak berhubungan dengan Amerika Serikat soal perdamaian dengan Israel, lansir Reuters.
Selain membicarakan soal kunjungan kedua ke Israel, Trump dan Netanyahu juga menyampaikan pernyataan bersama soal kesepakatan nuklir dengan Iran dan peran Tehran dalam perang di Suriah.
Keduanya sudah sejak lama menentang kesepakatan nuklir Iran karena tidak memasukkan klausul program rudal kendali dan aksi dukungan Tehran terhadap kelompok bersenjata anti-Israel di kawasan.