Selama 24 jam terakhir, lima warga Palestina di Jalur Ghaza yang memerlukan perawatan medis segera, meninggal dunia. Nyawa mereka tak tertolong karena tidak bisa keluar dari Jalur Ghaza untuk mendapatkan perawatan akibat blokade rezim Zionis Israel.
Juru Bicara Komite Popular Anti-Blokade Israel, Rami Abdo mengatakan, salah satu dari lima warga Ghaza yang syahid itu adalah seorang bayi berusia tiga bulan yang menderita penyakit jantung.
Menurut Abdo, rumah sakit-rumah sakit di Ghaza tidak bisa memberikan bantuan medis terutama bagi para pasien yang kondisinya kritis sehingga para pasien itu mengajukan permohonan pada rezim Zionis Israel agar diizinkan keluar Jalur Ghaza untuk berobat. Namun rezim Zionis menolak permohonan mereka.
Abdo meminta Mesir untuk campur tangan agar warga Ghaza yang membutuhkan perawatan medis segera dibolehkan keluar Ghaza. Saat ini, ada belasan warga Ghaza yang menderita penyakit-penyakit serius menghadapi kematian akibat blokade rezim penjajah, Israel.
Blokade total itu dilakukan sejak bulan Juni 2007 dan telah mengakibatkan krisis kemanusiaan bagi 1, 5 juta warga Jalur Ghaza. Lebih dari 200 warga Ghaza, kebanyakan anak-anak dan bayi yang menderita penyakit berat akhirnya meninggal dunia karena dilarang beobat ke luar Ghaza oleh rezim Zionis. (ln/presstv)