Kepala Keamanan Palestina Muhammad Dahlan menyerahkan surat pengunduran dirinya pada Presiden Mahmud Abbas, Kamis (26/7) dengan alasan kesehatan.
Dahlan yang selama ini dituding telah gagal membendung Hamas sehingga berhasil menguasai Ghaza, dalam surat pengunduran dirinya mengatakan, "Karena kondisi personal saya, lama tidak masuk kerja dan masalah kesehatan yang saya alami sejak masih berada di penjara Israel, saya berharap Anda mau menerima pengunduran diri saya sebagai penasehat keamanan nasional. Saya akan selalu setia pada tentara yang ada di belakang Anda (Abbas). "
Dahlan mengirimkan surat itu dari sebuah rumah sakit di Serbia, di mana ia mendapatkan perawatan karena sakit pada bagian lututnya. Ia mengatakan bahwa kemungkinan ia akan berada di rumah sakit untuk waktu yang lama.
Namun ada dugaan pengunduran diri Dahlan ada kaitannya dengan penyelidikan yang dilakukan komite resmi tentang jatuhnya Ghaza ke tangan Hamas beberapa waktu lalu.
Kesimpulan hasil komite itu menyebutkan bahwa aparat keamanan Palestina telah gagal melakukan langkah pengamanan di Ghaza. Tim penyelidik menyatakan, sedikitnya ada 60 anggota aparat keamanan Palestina yang akan diseret ke pengadilan militer karena kegagalan itu. Tapi belum jelas apakah Dahlan adalah satu dari 60 anggota aparat keamanan yang akan menghadapi persidangan militer. Laporan final hasil penyelidikan akan diumumkan pada publik hari ini, Jumat (27/7).
Sejumlah pejabat pemerintahan Palestina mengatakan, Abbas telah meminta Dahlan mengundurkan diri karena tim penyelidik menyimpulkan bahwa Dahlan yang paling bertanggung jawat atas kekalahan pasukan Fatah yang memalukan di Ghaza, pertengahan Juni lalu.
Kesalahan itu telah diakui Dahlan dalam wawancara dengan Kantor Berita Reuters awal bulan kemarin. Ia menyatakan bahwa ia bersalah dan beberapa orang termasuk dirinya sendiri harus mempertanggungjawabkan kesalah itu.
Sebelum Dahlan mengundurkan diri, awal bulan Juli kemarin, Abbas telah memecat Rashid Abu Shbak, pejabat senior keamanan Palestina.
Komite investigasi yang menyelidiki kegagalan pasukan keamanan Palestina yang loyal pada Abbas dipimpin oleh Tayeb Abdul Rahim. Komite penyelidik ini dibentuk, untuk mencari tahu mengapa Hamas sampai bisa memukul mundur pasukan keamanan Palestina di Ghaza bulan Juni kemarin. Dalam melakukan penyelidikan, tim penyelidik mendengar keterangan dari sekitar 120 saksi, termasuk Dahlan dan komandan senior lainnya.
Sementara itu, hari Kamis kemarin, pasukan Israel kembali melakukan serangan ke Jalur Ghaza. Serangan itu menjadi serangan paling kejam selama tiga minggu agresi pasukan negara Yahudi itu ke Ghaza.
Pesawat tempur Israel menembakkan dua misil ke sebuah mobil di kota Ghaza, yang menewaskan seorang komandan Jihad Islam bernama Omar Al-Khatib, 39, serta dua rekannya Khalil Al-Doiueifi dan Ahmad Al-Balaawi.
Juru bicara Israel membenarkan adanya serangan tersebut. Mereka menargetkan anggota Jihad Islam karena dianggap terlibat kegiatan teroris terhadap Israel. (ln/aljz/arabnews)