Eramuslim – Zionis Israel dilaporkan bersedia melepaskan sejumlah tahanan Palestina yang tidak ditentukan jumlahnya, kebanyakan wanita, anak-anak dan anggota parlemen yang telah ditahan tanpa dakwaan, sebagai imbalan atas sebuah video yang menunjukkan tiga warga Zionis Israel yang ditahan oleh Hamas di Gaza masih hidup.
Hamas telah menolak usulan tersebut, menyebut nama lebih dari 55 warga Palestina yang ditahan kembali setelah pertukaran tahanan Gilad Shalit untuk dilepaskan, dan informasi tentang tahanan lain dipegang oleh pasukan pendudukan.
Tiga tentara Israel ditahan saat operasi di Jalur Gaza yang terkepung. Israel juga mengupayakan pengembalian mayat dua tentara mereka yang mati saat melakukan penyerangan pada 2014 yang ditahan Hamas.
Meskipun Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman pekan lalu menolak bahwa pemerintah melakukan kontak dengan Hamas, harian Libanon Al Akhbar dalam terbitannya hari Rabu (20/7) menyatakan bahwa perundingan kedua pihak terus berlanjut dengan mediasi oleh Mesir.
Stanley Cohen, seorang pengacara AS yang mewakili kepemimpinan politik Hamas, mengatakan kepada MEMO bahwa Israel sering menggunakan negosiasi untuk keuntungan politik di rumah.
“Dia (Netanyahu) mendapat tekanan luar biasa dari anggota keluarga kedua tentara yang mayatnya berada di Gaza, dan ini adalah usaha untuk menunjukkan bahwa dia sedang melakukan sesuatu,” ujar Stanley Cohen.
Dia lebih jauh menekankan bahwa Israel tidak melakukan pendekatan negosiasi dengan itikad baik, sebaimana ditunjukkan dengan penangkapan kembali tahanan yang telah dibebaskan dalam pertukaran Gilad Shalit pada tahun 2011.
Sekali lagi Israel melanggar hukum internasional dan kemudian memegangnya seperti daun ara untuk memperoleh keuntungan politik yang cepat. “Ini adalah permainan untuk Israel; Menangkap dan menahan orang dan mencoba melakukan pertukaran,” ujar Cohen.
Sementara itu menanggapi situasi terkini di Masjid Al Aqsha, Stanley Cohen dapat menjamin bahwa benterokan yang terjadi dalam 1 pekan terakhir di kota AL Quds hanya kana memperkuat sikap Hamas.
“Tidak seperti Fatah, yang dengan mudah memisahkan orang Palestina di Tepi Barat dan Palestina di Gaza, Hamas tidak melakukannya. Jadi sangat jelas, dan Zionis Israel sangat sadar bahwa jika terus mengepung Al-Aqsa dan melanjutkan kekerasan yang meletus lagi tadi malam, maka posisi Hamas akan mengeras,” ungkapnya.
Cohen menyimpulkan bahwa pada akhirnya Zionis Israel akan melunak dengan apa yang terjadi saat ini di Masjid Al Aqsha, “Itupun jika mereka serius dengan perundingan tahanan,” tukasnya. (Memo/Ram)