Sejumlah petinggi Hamas menyebutkan optimismenya soal segera terbentuknya pemerintahan persatuan nasional di Palestina. Mereka menyebutkan rangkaian dialog nasional yang diselenggarakan di Ghaza akan mencapai hasil final dan mengeluarkan rekomendasi yang disebut ‘kesepakatan bersejarah’ antara dua gerakan besar Palestina, yakni Fatah dan Hamas.
Dijelaskan pula bahwa kedua kelompok perjuangan Palestina terbesar itu, segera merumuskan kesimpulan terhadap tiga poin ‘dokumen tahanan’ yang menjadi titik perbedaan antara Fatah dan Hamas.
PM Palestina Ismail Haniyah bersama perwakilan berbagai kelompok Palestina merasa yakin bisa merumuskan kesepakatan nasional dalam beberapa hari mendatang, mengatasi problema ‘dokumen tahanan’ yang memicu referendum.
Pernyataan itu muncul setelah digelar dialog nasional di Ghaza untuk membahas ‘dokumen tahanan’ yang dibuat oleh tahanan Palestina di penjara Israel Hadraem. Rencananya, pembicaraan dialog nasional tersebut akan selesai pada hari ini, Senin (19/6).
Dalam konferensi pers, Ismail Haniyah, menyampaikan rangkaian dialog nasional yang dilakukan merupakan pertemuan positif. “Ya, ini pertemuan positif. Dialog nasional untuk menyempurnakan diskusi nasional yang akan diselenggarakan di Ramallah, pada saat yang sama akan diselenggarakan dialog di luar Ghaza khusus dengan organisasi PLO untuk mencapai kesepakatan nasional,” kata Haniyah.
Menurut Haniyah, apa yang dilakukannya bersama berbagai kelompok Palestina ini akan membawa terbentuknya kabinet pemerintahan Palestina bersatu nasional yang merupakan koalisi berbagai kelompok Palestina. Secara pribadi Haniyah menyatakan optimis dengan pertemuan tersebut. Ia juga menyebutkan telah melakukan komunikasi langsung dengan Presiden Mahmud Abbas dalam waktu yang cukup panjang.
“Kami ingin menyampaikan kepada rakyat Palestina bahwa saat ini mereka telah menyaksikan ketenangan yang lebih baik di jalan-jalan Palestina, dan hari-hari ini mereka juga akan melihat kesatuan nasional semakin meningkat, juga meningkatnya perlindungan dan pemeliharaan darah rakyat Palestina. Agar kita semua berada dalam satu barisan, saling berpegangan, bersatu dan membentuk front nasional,” ujarnya.
Mengenai perkembangan diskusi terkait ‘dokumen tahanan’ yang disampaikan oleh Ketua Panitia Dialog, Ibrahim Abu Naja, peserta dialog memberi perhatian tajam terkait sejumlah poin dokumen tahanan. “Ada tiga poin yang belum mencapai kesepakatan final dari dokumen tahanan. Ada sejumlah perbedaan pendapat terhadap poin poin tersebut tapi bukan perselisihan,” kata Naja.
Abu Naja menolak merincikan permasalahan yang dibahas dalam pertemuan itu. Tapi ia yakin pada akhirnya akan ada kesepakatan. “Tingkat penerimaan atau penolakannya 50%,” jelasnya. (na-str/iol,pic)