Pembicaraan menentukan nasib bangsa Palestina dengan perantara Mesir kembali berlangsung di Kairo Senin (27/4) kemarin. Dialog ini menghadirkan perwakilan dari gerakan Hamas dan Fatah. Pembahasan terkait proyek pembentukan pemerintah yang ditawarkan Abbas kelanjutan dari apa yang digagas oleh PLO. Tawaran ini langsung mendapat penolakan keras dari pihak Hamas.
Utusan Hamas yang hadir dalam dialog tersebut adalah Wakil Biro Politik Hamas, Musa Abu Marzuq, sedangkan delegasi dari gerakan Fatah adalah anggota Komite Pusat Fatah, Ahmed Qurei. Kemudian mengadakan pertemuan segitiga bersama perwakilan dari pihak mediasi Mesir. Upaya ini ditempuh dalam rangka mencari titik temu dari permasalahan yang tak kunjung usai di antara kedua belah pihak.
Mahmud Zihar, salah satu petinggi di jajaran Hamas mengatakan bahwa dialog putaran ke empat antara Fatah dan Hamas kali ini bukanlah yang terakhir. Hamas sendiri selama ini terus intens meminta dialog dengan Fatah dan terus memperjuangkan sikapnya yang memihak kepada bangsa Palesitina. Adapun konsep yang ditawarkan Fatah selama ini tak lain adalah rancangan lama dan pihaknya sendiri (Hamas) tetap dengan tuntutannya meminta Fatah melepaskan anggotanya yang dijebloskan ke dalam penjara pemerintah tanpa alasan yang jelas. Disamping itu pihaknya meminta penghentian kerjasama yang terjalin dengan Israel, terkhusus dalam masalah keamanan.
Dialog yang tengah berlangsung saat ini telah sampai pada pembahasan yang cukup penting, yaitu terkait dengan tahap membentuk pemerintahan serta kesepakatan untuk menyelenggarakan pemilihan anggota parlemen dan legislatif dalam waktu yang bersamaan. Disamping itu pembahasan pembentukan satuan keamanan bersama yang melibatkan kedua gerakan terbesar di Palestina Hamas dan Fatah.
Abbas sendiri dalam pernyataannya di hadapan anggota parlemen di Ramallah, Tepi Barat menegaskan, bahwa dirinya tetap akan melanjutkan pembicaraan kerjasama dengan pihak Israel. Bagi Abbas, kalaupun masih banyak permasalahan yang belum sampai pada kata sepakat, baik dari Hamas maupun Fatah, minimal, ia menginginkan terwujudnya sebuah pemerintahan sementara yang konsentrasi membenahi Gaza dan mengagendakan pelaksanaan pemilhan Presiden pada awal tahun 2010 nanti. “Setelah dua agenda itu tercapai, baru silahkan membahas sisa permasalah yang belum selesai”, jelas Abbas di depan parlemen.
Mengenai keinginan Abbas menghadirkan pemerintah yang dipimpin oleh Salam Fayad, hal tersebut langsung mendapat respon dari pihak Hamas melalui Jubirnya yang berada di Lebanon, Usamah Hamdan yang dengan tegas menolak usulan tersebut. Ia mengatakan bahwa Hamas menginginkan pemerintah yang mampu mewujudkan keinginan bangsa Palestina, selama ini pemerintah yang ada dinilai tak lebih hanya untuk memenuhi keinginan Amerika dan Israel. (alj/sn)