Memang begitulah seharusnya dalam Islam. Di Gaza, Hamas mengeluarkan larangan kepada para tukang cukur rambut pria untuk memotong rambut wanita di salonnya. Larangan ini berlaku sejak Kamis (4/3) kemarin dan sebagai upaya kampanye terbaru dalam melaksanakan syariat Islam.
Sejak menguasai Gaza pada 2007, Hamas telah mengambil langkah-langkah ke arah itu. Lebih karena itu, mayoritas penduduk Gaza adalah konservatif Muslim.
Tradisi Islam melarang wanita menunjukkan rambut mereka kepada laki-laki yang bukan suami atau kerabat.
Toh, larangan itu bukannya tanpa alternatif. Mohammed Fares, seorang pemilik salon yang mempekerjakan hanya perempuan, merupakan salon pertama bagi perempuan sudah muncul di Gaza sejak tahun 1950.
Fares mengatakan Hamas menghilangkan salah satu dari sisa-sisa terakhir gaya hidup liberal di Gaza yang berkembang sejak dekade yang lalu. Sebelumnya, Gaza sudah steril dari bioskop dan bar.
Namun, Hamas juga peka terhadap opini publik, dan sebagai respons terhadap kritik itu, Hamas memperbolehkan pengacara perempuan berjilbab terlibat di pengadilan. Bukti bahwa Islam selalu mengakomodasi kepentingan perempuan.
Memang ada juga beberapa suara sumbang dari penata rambut di Gaza. Mereka mengatakan bahwa larangan itu akan mempersempit rejeki mereka. Namun jumlahnya tidak sedikit. Padahal, ketika kita melaksanakan syraiat Islam, mana ada Allah swt jadi mengecilkan rejekiNya yang diberikan kepada hambanya yang bertaqwa? (sa/ynet)