Dewan Hak Asasi Manusia PBB mendesak Israel untuk mengakhiri blokadenya di Jalur Gaza dan menghentikan penyiksaan fisik dan mental terhadap warga Arab Palestina yang berada di penjara-penjara Israel.
Dewan HAM PBB mengecam pelanggaran-pelanggaran HAM yang dilakukan Israel di Palestina dalam pertemuan dua hari dengan 47 negara anggotanya. Seluruh negara mendesak Israel agar menghentikan segala bentuk hukuman yang "kejam, tidak berperikemanusiaan dan merendahkan martabat manusia" serta menuntut negara Zionis itu untuk meratifikasi Konvensi PBB anti-penyiksaan.
Selama dua hari pertemuan, negara-negara seperti Mesir, Suriah dan Iran yang paling aktif menyerukan Israel agar menghentikan penyiksaan baik secara mental maupun fisik terhadap warga Arab yang ditahan di penjara-penjara Israel. Ketiga negara itu juga minta Israel menghentikan pembangunan pemukiman ilegalnya di Tepi Barat.
Namun sejumlah aktivis kemanusiaan di negara-negara Arab menilai Dewan HAM PBB tidak cukup mengeluarkan kecaman saja tapi harus bisa melakukan tindakan yang lebih tegas terhadap Israel.
Buka Perbatasan
Akibat tekanan dunia internasional, Israel akhirnya membuka perbatasan dan mengizinkan sebuah kapal pembawa bantuan masuk ke Jalur Gaza. Kapal kecil bertuliskan "Dignity" itu mengangkut para aktivis pro-Palestina antara lain para akademisi dan dokter bedah dari Inggris yang bekerja sebagai relawan di rumah-rumah sakit Gaza, serta beberapa pekerja kemanusiaan dan wartawan. Mereka membawa satu ton persediaan untuk keperluan rumah sakit dan susu bayi berprotein tinggi.
Ikut dalam rombongan yang berjumlah 11 orang itu, seorang laki-laki Palestina yang sudah empat tahun dilarang bertemu keluarganya di Gaza oleh Israel. Kedatangan mereka disambut oleh puluhan warga Gaza. Sebelumnya, Israel melarang kapal milik Libya yang mengangkut bahan makanan masuk Jalur Gaza. Akibat larangan itu, Libya menyampaikan protes keras terhadap Israel ke Dewan Keamanan PBB.
Hari Selasa kemarin, Israel juga mengizinkan 40 truk yang membawa bahan makanan dan 30 truk yang mengangkut tepung dan gas untuk keperluan memasak, masuk ke Jalur Gaza. Pengiriman bahan bakar untuk keperluan pembangkit listrik di Gaza serta untuk keperluan organisasi bantuan PBB di Palestina (UNRWA) juga diizinkan kembali.
Profesor Mike Ceushman dari London School of Economics (LSE) mengatakan, ia datang ke Gaza untuk membantu para mahasiswa Palestina untuk keluar Gaza agar bisa melanjutkan pendidikannya. Menurut organisasi HAM Israel, Gisha, ratusan mahasiswa dari Gaza yang ingin melanjutkan studinya ke luar negeri tertahan di perbatasan akibat blokade yang dilakukan Israel.
Israel juga membatasi mahasiswa Palestina yang ingin belajar di universitas-universitas di Israel. Hanya mereka yang dianggap tidak menimbulkan resiko keamanan yang diterima, itupun hanya untuk jurusan-jurusan pendidkan tertentu.
Rombongan relawan yang menggunakan kapal "Dignity" adalah rombongan keempat organisasi Free Gaza Movement yang berhasil menembus blokade Israel di Gaza. "Ini adalah prestasi besar. Kami akan melakukan langkah lainnya dan membuka jalur formal agar warga Gaza bisa keluar masuk dengan bebas," kata Lubna Masarwa, pimpinan rombongan. (ln/prtv/iol)