Mediator Timur Tengah
Empat mediator Timur Tengah – Amerika Serikat, Rusia, Uni Eropa, dan PBB menyatakan keprihatinan atas kekerasan dan potensi penggusuran dimana rumah-rumah milik warga Palestina diambil paksa oleh pendatang Yahudi di Yerusalem.
“Kami menyerukan kepada pihak berwenang Israel untuk menahan diri dan menghindari tindakan yang akan semakin meningkatkan situasi selama periode Hari Raya Muslim ini,” kata para mediator itu dalam sebuah pernyataan.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa hukum dan ketertiban akan dipertahankan di Yerusalem seperti halnya hak untuk beribadah.
Rekaman televisi menunjukkan bus jamaah Muslim yang menuju dari kota-kota Arab Israel ke Al-Aqsa dihentikan oleh polisi di jalan raya utama ke Yerusalem.
Berita tentang penghalang jalan menyebar di media sosial, menarik ratusan pemuda dari desa-desa Arab terdekat dan dari Yerusalem.
Warga Palestina bereaksi ketika polisi Israel menembakkan granat setrum selama bentrokan di kompleks Masjid Al Aqsa, di Yerusalem, (7/5/2021). Ahmad GHARABLI / AFP |
Lusinan orang mengemudikan mobil mereka dengan cara yang salah menyusuri jalur menuju Yerusalem yang sekarang kosong, menjemput sesama Muslim yang telah meninggalkan kendaraan mereka sendiri untuk memulai perjalanan menanjak dengan berjalan kaki.
Beberapa orang meneriakkan dalam bahasa Arab: “Dengan jiwa dan darah kami, kami akan membebaskanmu, Al-Aqsa!”
Polisi mengatakan pihaknya menghentikan hanya mereka yang berencana untuk mengambil bagian dalam kerusuhan sebelum bus diizinkan untuk melanjutkan.
Perkelahian terjadi dan rekaman menunjukkan petugas menembakkan granat kejut.
Ketegangan diperkirakan akan tetap tinggi selama beberapa hari ke depan.
Mahkamah Agung Israel akan mengadakan sidang tentang penggusuran yang mengizinkan rumah-rumah milik warga Palestina diambil secara paksa oleh pendatang Yahudi di Sheikh Jarrah pada Senin, hari yang sama ketika Israel menandai Hari Yerusalem – perayaan tahunan pencaplokannya atas Yerusalem Timur selama perang Timur Tengah 1967.
Palestina menginginkan Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara masa depan. Israel mengklaim seluruh kota sebagai ibu kotanya yang abadi dan tak terpisahkan. Aneksasinya di bagian timur tidak diakui secara internasional. [Gelora]